Advertisement
Wilayah yang Alami Kekeringan di Boyolali Meluas

Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali , Provinsi Jawa Tengah menyebutkan wilayah yang mengalami kekeringan meluas sehingga masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Kepala BPBD Boyolali, Widodo Munir mengatakan wilayah yang mengalami kekeringan dan meminta bantuan air bersih bertambah dari empat menjadi lima kecamatan yakni Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Simo dan kini bertambah Tamansari.
Advertisement
BACA JUGA : Kekeringan Terjadi di Gunungkidul
Widodo Munir mengatakan di Kecamatan Tamansari ada 9 desa yang berpotensi kesulitan air bersih dari 10 desa seluruhnya.
Desa yang berpotensi menghadapi kekeringan yakni Jemowo, Sangub, Mriyan, Lanjaran, Keposong, Karangkendel, Sumur, Lampar dan Dragan.
"Kecamatan Tamansari hanya satu desa yang sudah mandiri bisa memenuhi kebutuhan air bersih yakni Karanganyar, sedangkan lainnya rawan kekeringan," kata Widodo, dikutip dari Antara, Selasa (20/9/2022).
Masyarakat Tamansari yang sudah meminta bantuan air bersih berasal dari dua desa yakni Dragan dan Jemowo yang masing-masing sudah dilakukan droping air sebanyak 5 tangki dan 10 tangki.
Daerah yang mengalami kekeringan pada Agustus awalnya hanya empat kecamatan, tetapi September ini, sudah meluas, bertambah satu menjadi lima kecamatan setelah warga Tamansari mengajukan bantuan air bersih melalui kantor desa dan kecamatan.
Sejak Agustus hingga September ini, BPBD sudah melakukan droping air bersih ke daerah bencana kekeringan sebanyak 47 tangki.
BPBD terakhir mengirim bantuan air bersih ke Desa Dragan dan Jemowo (Tamansari) pada Senin (19/9), total hingga sekarang sebanyak 15 tangki.
BPBD mengimbau masyarakat yang daerahnya mengalami kekeringan untuk mengajukan droping air melalui Pemerintah Desa atau kantor kecamatan dan pihaknya segera menindaklanjuti dengan melakukan droping air ke lokasi.
Linda (23) salah satu warga Desa Dragan Tamansari mengatakan setiap memasuki musim kemarau, warga Desa Dragan mayoritas sudah kesulitan air bersih.
Warga yang mampu dapat membeli air bersih dengan harga Rp140.000 per tangki. Namun, warga kurang mampu meminta bantuan dari pemerintah daerah untuk dikirim air bersih.
Air bersih di Desa Dragan biasanya untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, minum, mandi dan cuci. Selain itu, untuk minum ternak bagi warga yang memelihara hewan ternak.
"Saya yang tinggal bersama nenek membeli air satu tangki bisa untuk kebutuhan hingga dua bulan ke depan. Warga mayoritas memiliki bak penyimpanan air. Desa Dragan sebenarnya punya embung, tetapi hanya untuk memenuhi kebutuhan air pertanian," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement