Advertisement
Ada Potensi Tsunami Setinggi 10 Meter di Cilacap, Begini Penjelasan BMKG

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan penjelasan mengenai adanya potensi tsunami setinggi 10 meter di Cilacap Jawa Tengah, yang kini ramai dibahas di media sosial.
Koordinator Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan di Selatan Jawa terdapat zona tunjaman lempeng (zona subduksi) antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia yang sudah ada sejak jutaan tahun lalu.
Advertisement
Akibat tunjaman lempeng ini, maka di bidang kontak antar lempeng terbentuk medan tegangan (stress batuan) yang dapat memicu gempa kuat.
"Masyarakat Pesisir Cilacap tidak perlu cemas dan takut, yang kami sampaikan adalah potensi bukan prediksi, kapan gempa terjadi tidak ada yang tahu, belum dapat diprediksi. Potensi ancaman itu sama untuk semua pantai barat P. Sumatra dan selatan P. Jawa, kita harus menyiapkan upaya mitigasi konkret," paparnya dikutip dari akun twitternya @daryono.
Dia menambahkan, potensi gempa megathrust adalah nyata, didasarkan sumber gempa, sejarah gempa dan tsunami masa lalu, dan aktivitas kegempaan terkini.
Hanya saja, katanya, kita belmu dpt memprediksi kapan terjadi, untuk itu dalam ketidakpastian kapan terjadi maka kita masih memiliki waktu untuk menata dan upayakan mitigasi.
Daryono mengatakanĀ prediksi unsurnya adalah besaran ancaman, lokasi, dan kapan terjadinya. Potensi gempa megathrust ini kapan terjadinya belum ada yang tahu dan belum dapat diprediksi oleh para ahli, sehingga kita hanya tahu besaran ancaman dan lokasi saja dan lebih tepat disebut sbg POTENSI bukan PREDIKSI.
BACA JUGA: Kominfo Main Blokir, #BlokirKominfo Terus Menggema
Hal paling mudah yang dapat dilakukan masyarakatnya dalam menyelamatkan diri dari tsunami adalah membangun sikap peka terhadap gejala alam.
Semisal, jika merasa ada guncangan kuat atau guncangan tidak terlalu kuat tetapi mengayun relatif lama maka segera lakukan evakuasi mandiri, menjauh dari pantai.
Selain itu, katanya, penting bagi pemerintah daerah merencanakan tata ruang pantai berbasis risiko tsunami yang bersumber dari pemodelan bahaya tsunami hasil kajian dengan skenario terburuk.
"Pemda harus menindaklanjuti Sekolah Lapang Gempa BMKG dengan membentuk komunitas siaga tsunami di masing2 desa pesisir, memberi pemahaman evakuasi mandiri bagi warga pesisir, latihan evakuasi (drill) berkala, menyiapkan jalur evakuasi, rambu evakuasi & mambangun tempat evakuasi aman," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Januari-Awal April 2025, KSPN Catat Ada 23.000 Pekerja Kena PHK
- LG Batal Investasi di Proyek Baterai Nikel RI
- PPATK: Perputaran Uang Transaksi Judi Online Bisa Capai Rp1.200 Triliun
- KPK Jelaskan Soal Motor Ridwan Kamil yang Disita dan Titip Rawat
- Berlaku 19 April 2025, Segini Tarif Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan
Advertisement
IPM di Kota Jogja Tertinggi Nasional, Penurunan Ketimpangan Pendapatan Jadi Tantangan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Penumpang Wanita Dikeluarkan dari Pesawat Karena Mengaku Bawa Bom, Ini Penjelasan Batik Air
- Hasan Nasbi Sering Blunder, Mensesneg Mengkonfirmasi Kini Jadi Jubir Presiden Prabowo
- Kemenag Pastikan Tidak Ada Pembatasan Usia Jemaah Haji 2025
- Dokter Spesialis Kandungan di Garut Jadi Tersangka Pidana Kekerasan Seksual, Pasien Jadi Korban
- Polisi Periksa 15 Saksi Terkait Konten Rendang Willie Salim
- Viral Wanita Jaket Pink Membayar dengan Transfer Palsu, Ini Penjelasan Polisi
- BMKG: Gempa Magnitudo 7,7 Myanmar Mirip Gempa Kembar di Sumatra Barat
Advertisement