Ada Potensi Tsunami Setinggi 10 Meter di Cilacap, Begini Penjelasan BMKG

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan penjelasan mengenai adanya potensi tsunami setinggi 10 meter di Cilacap Jawa Tengah, yang kini ramai dibahas di media sosial.
Koordinator Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan di Selatan Jawa terdapat zona tunjaman lempeng (zona subduksi) antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia yang sudah ada sejak jutaan tahun lalu.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Akibat tunjaman lempeng ini, maka di bidang kontak antar lempeng terbentuk medan tegangan (stress batuan) yang dapat memicu gempa kuat.
"Masyarakat Pesisir Cilacap tidak perlu cemas dan takut, yang kami sampaikan adalah potensi bukan prediksi, kapan gempa terjadi tidak ada yang tahu, belum dapat diprediksi. Potensi ancaman itu sama untuk semua pantai barat P. Sumatra dan selatan P. Jawa, kita harus menyiapkan upaya mitigasi konkret," paparnya dikutip dari akun twitternya @daryono.
Dia menambahkan, potensi gempa megathrust adalah nyata, didasarkan sumber gempa, sejarah gempa dan tsunami masa lalu, dan aktivitas kegempaan terkini.
Hanya saja, katanya, kita belmu dpt memprediksi kapan terjadi, untuk itu dalam ketidakpastian kapan terjadi maka kita masih memiliki waktu untuk menata dan upayakan mitigasi.
Daryono mengatakanĀ prediksi unsurnya adalah besaran ancaman, lokasi, dan kapan terjadinya. Potensi gempa megathrust ini kapan terjadinya belum ada yang tahu dan belum dapat diprediksi oleh para ahli, sehingga kita hanya tahu besaran ancaman dan lokasi saja dan lebih tepat disebut sbg POTENSI bukan PREDIKSI.
BACA JUGA: Kominfo Main Blokir, #BlokirKominfo Terus Menggema
Hal paling mudah yang dapat dilakukan masyarakatnya dalam menyelamatkan diri dari tsunami adalah membangun sikap peka terhadap gejala alam.
Semisal, jika merasa ada guncangan kuat atau guncangan tidak terlalu kuat tetapi mengayun relatif lama maka segera lakukan evakuasi mandiri, menjauh dari pantai.
Selain itu, katanya, penting bagi pemerintah daerah merencanakan tata ruang pantai berbasis risiko tsunami yang bersumber dari pemodelan bahaya tsunami hasil kajian dengan skenario terburuk.
"Pemda harus menindaklanjuti Sekolah Lapang Gempa BMKG dengan membentuk komunitas siaga tsunami di masing2 desa pesisir, memberi pemahaman evakuasi mandiri bagi warga pesisir, latihan evakuasi (drill) berkala, menyiapkan jalur evakuasi, rambu evakuasi & mambangun tempat evakuasi aman," tutupnya.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gerhana Matahari Terjadi Dua Hari Menjelang Idulfitri, Bisa Diamati dari Wilayah Ini
- Bantah Klitih dan Menyebutnya sebagai Kenakalan Remaja, Polres Semarang Viral
- Erick Thohir Jalankan Perintah Presiden Ketemu FIFA: Doakan Saya Demi Bangsa & Rakyat Indonesia
- Jadwal Bus DAMRI Jogja-Bandara YIA, Rabu 29 Maret 2023 dan Cara Membeli Tiketnya
- Polsek Muntilan, Magelang Amankan 9 Pelajar yang Hendak Gelar Perang Sarung
Advertisement

Dinilai Belum Standar, Lokasi Pembangunan IPA Seropan Diperluas
Advertisement

Rekomendasi Objek Wisata untuk Wisatawan yang Berpuasa, Anti-Lelah & Anti-Batal
Advertisement
Berita Populer
- Untidar Terima 725 Mahasiswa Baru Jalur SNBP Tahun 2023
- Jawa Timur Paling Banyak Diterima SNBP 2023, Total 23.477 Siswa Masuk PTN Tanpa Tes
- Deputi di KPK Irjen Karyoto Jadi Kapolda Metro Jaya Punya Harta Rp7,7 Miliar
- Diperpanjang! Ini Jadwal Cuti Bersama Lebaran 7 Hari
- Guru dan Dosen Tak Dapat Tukin Bakal Terima THR dan Gaji Ke-13
- Kemacaten Kian Parah, Jokowi: Kita Telat Bangun Transportasi Publik
- Bulog akan Impor 500.000 Ton Beras dari 4 Negara
Advertisement