Advertisement
Cinta NKRI, Warga Boyolali Cuci Bendera Merah Putih

Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI — Belasan ibu-ibu di Lereng Merbabu, tepatnya di RT 002/RW 001 Dukuh Selo Tengah, Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali berjalan menuju jalanan kampung setempat, Minggu (31/7/2022). Di tangan kanan, mereka menenteng ember dan sabun cuci untuk melaksanakan tradisi cuci bendera.
Sesampai di jalan kampung, mereka berjejer paralel mencuci bendera Merah Putih bersama. Beberapa dari mereka dibantu anak-anak dan suami, sisanya mencuci sendiri.
Advertisement
Terlihat salah satu lelaki berjaket tebal hitam dan bertopi menyiramkan air dari kendi ke bendera satu menuju bendera lainnya. Lelaki tersebut bernama Sabar. Ia adalah ketua RT 002 Dukuh Selo Tengah.
“Kegiatan ini bertujuan mengenang para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan 17 Agustus. Kami sama-sama mencuci bendera Merah Putih, ini rutin setiap tahun,” jelas Sabar kepada wartawan seusai acara cuci bendera.
Ia mengungkapkan kegiatan sengaja dilaksanakan di jalanan kampung guna menjaga kekompakan warga di tempatnya. Ia juga mengatakan anak-anak sengaja diajak dalam kegiatan tersebut.
“Anak-anak juga dilibatkan agar nanti generasi penerus kami dapat mengikuti apa yang kami lakukan dan mencintai negara Indonesia,” kata dia.
Salah satu tokoh masyarakat, Suyitno, turut mengikuti kegiatan mencuci bendera. Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap tahun menjelang bulan Agustus. Tradisi mencuci bendera Indonesia di daerahnya telah dimulai sejak lama.
“Mungkin sejak kemerdekaan. Soalnya dari saya kecil, tradisi cuci bendera Merah Putih menjelang bulan Agustus itu sudah ada. Jadi bendera kami cuci untuk menghormati NKRI [Negara Kesatuan Republik Indonesia],” jelas dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang filosofi kendi yang dipakai untuk mencuci bendera. Suyitno mengungkapkan kendi terbuat dari tanah berwarna merah dan diisi dengan air yang putih.
Menurut Suyitno, kendi yang berisi air seusia dengan wujud bendera Merah Putih Indonesia. Ia mengatakan merahnya kendi berarti berani dan putihnya air berarti suci.
“Merah dalam bendera kita berarti berani, sedangkan putih berarti suci. Itu filosofinya,” kata dia.
Setelah dicuci, Suyitno mengatakan kegiatan akan dilanjutkan dengan mengeringkan bendera. Saat sudah kering, bendera dipasang di depan rumah masing-masing warga.
“Harapannya, kegiatan ini nantinya bisa dilanjutkan oleh anak-anak kami sebagai bukti cinta Tanah Air. Apapun dilakukan untuk NKRI dan ini yang bisa kami lakukan untuk menunjukkan nasionalisme. Intinya Indonesia jangan sampah terpisah-pisah dan NKRI harga mati,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ada Nangkring Art Fest, Simak Prakiraan Cuaca di Jogja Akhir Pekan Ini
- Boyolali Cerah dari Pagi sampai Sore, Simak Info Prakiraan Sabtu 23 September
- Dominan Cerah dan Panas, Berikut Info Prakiraan Cuaca Klaten Sabtu 23 September
- Suhu Tembus 35 Derajat Celsius, Cek Prakiraan Cuaca Wonogiri Sabtu 23 September
Berita Pilihan
- Komisaris Pertamina Baru, Bambang Suswantono Miliki Harta Rp10,9 Miliar
- Kereta Cepat WHOOSH, dari Jebakan Utang China hingga Buang-Buang Uang
- Cerita Soebronto Laras dan Kecintaannya pada Otomotif
- Soebronto Laras Meninggal Dunia, Ini Sepak Terjang Tokoh Otomotif Nasional
- Nasabah Diteror DC AdaKami hingga Bunuh Diri, Berikut Sikap OJK
Advertisement

Mau ke Bandara YIA Pakai Bus Damri? Simak Jadwalnya di Sini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- OJK Dorong Pelindungan Konsumen Pinjol agar Diperkuat
- Kereta Cepat WHOOSH, dari Jebakan Utang China hingga Buang-Buang Uang
- Ke IKN, Jokowi Lakukan Groundbreaking RS Abdi Waluyo
- Kaesang Dikabarkan Gabung PSI, PDIP: Ojo Kesusu, Pelajari Dulu AD/ART
- PPP Ingin Mengulang Sejarah Hamzah Haz Sebagai Wapres Lewat Sandiaga Uno
- Whoosh Jadi Nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Begini Arti dan Maknanya
- Buntut Viral Nasabah Pinjol Bunuh Diri, Ini Klarifikasi AdaKami
Advertisement
Advertisement