Advertisement
Klinik Kesehatan di Kartasura Tetap Dibangun, Meskipun Masih Ada Penolakan

Advertisement
Harianjogja.com, SUKOHARJO – Peletakan batu pertama pembangunan gedung kedua Klinik Pratama Amal Sehat di Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, dimulai, Rabu (27/7/2022).
Acara tersebut dihadiri Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sukoharjo, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Kesehatan, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Sukoharjo, jajaran pemerintahan di Kelurahan Ngadirejo, dan masyarakat sekitar lokasi.
Advertisement
Bupati Sukoharjo, Etik Suryani berhalangan hadir sehingga digantikan Camat Kartasura Joko Miranto untuk peletakan batu pertama pembangunan.
“Saya diberi mandat Ibu Bupati untuk mewakili ground breaking pembangunan Klinik Pratama Amal Sehat karena beliau ada agenda,” kata Joko, Rabu.
Sementara itu, peletakan batu pertama klinik tersebut masih diwarnai polemik dengan warga sekitar yang terdampak pembangunan. Salah satunya Agus Sudomo yang mengeluhkan sikap pemilik yang dianggap kurang ramah kepada masyarakat.
Warga lain terdampak pembangunan, Nurul Baharuddin, menjelaskan soal bangunan klinik pertama yang sebelumnya sudah berdiri. Ia menilai selama ini pemilik tidak memiliki iktikad sosial yang baik ke masyarakat.
“Selama ini [sejak] ada [klinik pertama], sosial ke masyarakat tidak ada. Jadi ketika tiba-tiba mendirikan klinik [klinik baru] dan menjanjikan pada masyarakat pengobatan gratis, kami menganggapnya omong kosong,” kata Nurul.
Nurul menambahkan konflik sebenarnya telah terjadi sejak 2016. Warga sekitar yang terdampak dan berseberangan tidak dianggap karena tidak ada musyawarah dengan warga.
“Secara kepengurusan [dokumen administrasi pembangunan dengan pemerintahan] sudah beres. Namun tidak ada musyawarah dengan warga yang terdampak,” kata Nurul.
“Sosialisasi dari atasan sudah. Kami sudah hidup tenang dengan kerukunan warga baik, kemudian tiba-tiba ada pendirian klinik [baru], kami sudah menolak, namun pemilik klinik bersikeras,” Nurul melanjutkan.
Nurul menyebutkan ketakutan warga jangka panjang akan adanya klinik tersebut. Salah satunya yakni soal gangguan psikologis dan kesehatan warga sekitar.
“Bicara jangka panjang daerah, dengan adanya rumah sakit [tempat kesehatan] secara psikologis dan kesehatan akan terganggu. Seperti waktu pandemi, kami tidak tahu mereka membawa apa, di sini [kampung Nurul] pemukiman padat penduduk,” lanjut Nurul.
“Sampai saat ini warga tetap menolak, kemarin sampai bisa seperti ini [warga berkonflik] dibenturkan peraturan yang mengatasnamakan Undang-undang cipta kerja dan sebagainya,” kata Nurul lagi.
Mediasi Warga
Saat dikonfirmasi di sela acara, Camat Kartasura Joko Miranto membenarkan pembangunan klinik rawat inap sempat diwarnai konflik dengan warga sekitar. Namun, menurut Joko sebelum peletakan batu pertama itu sudah ada mediasi dengan warga sekitar .
“Masalah di lahan penduduk atau tidak, yang penting prosedur dan persyaratan sudah terpenuhi, penduduk bisa menerima, ini bisa berjalan. Masalah konflik dengan warga, baik di sekitar penduduk maupun di luar pemukiman pasti ada pro kontra,” lanjut Joko.
Joko menambahkan sebelum pelaksanaan pembangunan telah dilaksanakan musyawarah. Namun, menurutnya pihak yang kontra belum memahami prosedur.
“Sebelum pelaksanaan [peletakan batu pertama] sudah ada rembukan masalah karena yang kontra belum paham prosedur harus bagaimana. Namun ketika dijelaskan prosedur dan aturan hukum, pemerintah mempermudah pelaksanaan perijinan,” kata Joko.
“Yang penting pemilik tidak meninggalkan [mengabaikan] lingkungan sekitar,” ujar Joko.
Joko mengatakan pemilik juga sudah berkomitmen memberikan santunan kepada warga tiap beberapa bulan sekali. “Memberikan pengobatan gratis ke warga sekitar. Itu nanti menjadi tanggung jawab pemilik,” tambah Joko.
Pemilik Klinik Pratama Amal Sehat, Agus Widodo, mengatakan Klinik Pratama Amal Sehat pertama yang melayani pasien rawat jalan akan digabung dengan klinik baru.
Sebelumnya klinik pertama yang melayani rawat jalan sudah dibangun lama. Mereka kemudian melakukan pengembangan dengan membangun gedung baru yang ditandai dengan peletakan batu pertama, Rabu siang.
“Awal proses sosialisasi sudah kami sampaikan bahwa komitmen itu [layanan kesehatan] untuk semua warga di lingkungan RT 002/007 dan RT yang berbatasan dengan klinik, menolak atau tidak, itu komitmen kami [untuk melayani],” kata Agus.
“Kesehatan untuk semua komponen masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan yang ada di tempat kami tanpa membedakan setuju maupun tidak setuju,” tambah Agus.
Pemilik mengatakan anggaran yang digunakan sekitar Rp4 miliar dengan bangunan dua lantai. Pembangunan ditarget delapan bulan selesai dimulai dari 1 Juni 2022.
Saat ditanya soal konflik yang masih ada sampai saat ini, Agus mengatakan pihaknya tetap mengedepankan pendekatan persuasif, kemudian mengembalikan niatnya mendirikan klinik untuk kemanusiaan.
“Mudah-mudahan [konflik sudah selesai]. Karena kami selalu berupaya tiap ada kegiatan selalu undang warga,” kata Agus saat ditanya soal konflik dengan warga.
“Yang kami lakukan fokus pada kesehatan dan peningkatan martabat kesehatan masyarkat. Kesehatan hak semua masyarakat yang harus menyediakan itu tanpa membedakan golongan, kepentingan, atau faktor subyektif lain,” lanjut Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dedi Mulyadi Larang Wisuda Sekolah, Begini Kata Mendikdasmen
- Fakta Baru dalam Sidang Korupsi Eks Wali Kota Semarang dan Suami, Terdakwa Sebut Sekda Ikut Bagi-bagi Proyek
- Hasil Survei KPK, Masih Ada Guru dan Dosen Anggap Wajar Gratifikasi dari Peserta Didik
- Istri dan anak Zarof Ricar Mengaku Tidak Tahu Asal Uang Rp1 Triliun dan Emas 51 Kg yang Disita Kejagung
- Seorang Artis Inisial JF Diperiksa Polisi Terkait Narkoba
Advertisement

BPN Bantul Blokir Internal Sertifikat Mbah Tupon dan Panggil Notaris yang Terlibat
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Petugas Haji Diingatkan untuk Bekerja Penuh Cinta, Ikhlas dan Bijak Menggunakan Medsos
- Perbaikan Tata Kelola Digital, Indonesia Bakal Mencotoh Aturan di Uni Eropa
- Pengelola Jalan Tol Diminta Berpartisipasi Menekan Polusi Udara dan Mengelola Sampah
- Seorang Artis Inisial JF Diperiksa Polisi Terkait Narkoba
- Dedi Mulyadi Bakal Sikat Yayasan Bodong Penerima Hibah dana Pendidikan
- Istri dan anak Zarof Ricar Mengaku Tidak Tahu Asal Uang Rp1 Triliun dan Emas 51 Kg yang Disita Kejagung
- Seleksi Anggota Dewan Komisioner LPS Dibuka Mulai Besok, Ini Link Pendaftaran dan Syaratnya
Advertisement
Advertisement