Advertisement
Dibayangi Krisis Energi, Warga Eropa Diminta Hemat Listrik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Warga Uni Eropa diminta menghemat energi di musim menyusul kemungkinan bayang-bayang krisis energi di musim dingin mendatang.
Dilansir Bloomberg, Komisioner Energi Uni Eropa Kadri Simson mengatakan pemutusan total pasokan gas Rusia akan mempersulit blok tersebut untuk mengisi lokasi penyimpanan gas hingga ambang batas 80 persen yang dibutuhkan pada awal November.
Advertisement
Ia mengimbau warga dan industri untuk tidak menggunakan pendingin ruangan sebanyak tahun-tahun sebelumnya selama beberapa bulan ke depan untuk menghemat listrik menjelang musim dingin.
“Jika ada gangguan penuh, kami harus memprioritaskan penghematan. Ini cadangan pencegahan, tidak hanya industri, tetapi juga rumah tangga dapat mengubah perilaku mereka, agar di tengah musim dingin kita dapat menghindari pembatasan beberapa sektor industri,” ungkap Simson seperti dikutip Bloomberg, Selasa (12/7/2022).
UE sangat waspada untuk pengurangan pasokan gas Rusia yang diperpanjang karena pipa utama Nord Stream 1 menjalani pemeliharaan tahunan. Kekhawatirannya adalah bahwa sambungan gas penting mungkin tidak dapat dihidupkan kembali ketika pekerjaan berakhir minggu depan, sehingga membuat wilayah tersebut berebut sumber-sumber alternatif dan meningkatkan kemungkinan kekurangan energi yang melumpuhkan ekonomi akhir tahun ini.
Komisi Eropa akan mengajukan rencana untuk mengurangi permintaan energi minggu depan, sementara para menteri energi akan berkumpul pada pertemuan darurat di akhir bulan untuk membahas cara terbaik untuk mempersiapkan kemungkinan berakhirnya pasokan gas Rusia.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire memperingatkan pada akhir pekan bahwa skenario seperti itu sekarang yang paling mungkin terjadi.
Hal tersebut memicu kekhawatiran bahwa blok tersebut dapat memasuki resesi, dengan euro kini nyaris setara dengan dolar AS untuk pertama kalinya sejak 2002. Pasar gas juga menunjukkan bahwa harga dapat tetap naik hingga 2024, sehingga meningkatkan prospek inflasi.
“Jika ada permintaan global yang tidak ditanggapi oleh produksi, kita berada dalam situasi di mana kenaikan harga akan bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama. Jika kita berhasil mengurangi permintaan, jika konsumsi turun, maka ini juga akan berdampak pada harga gas alam kita,” kata Simson.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
- Timnas Indonesia Ukir Dua Memori Indah di Stadion Abdullah bin Khalifa Qatar
- Tampil Gemilang, Ernando Dianggap Kerasukan Kiper Real Madrid Andriy Lunin
- From Zero to Hero, Ini Profil Komang Teguh Pahlawan Kemenangan Garuda Muda
- Talkshow Spesial Hari Kartini: Kembangkan Skill untuk Hadapi Ragam Tantangan
Berita Pilihan
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
- Indonesia Gunakan Pengaruh Agar Deeskalasi Terjadi di Timur Tengah
- Kasus Pengemudi Arogan Mengaku Adik Jenderal Kini Diusut Bareskrim
- Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara
- Tol Jogja Solo Dilewati 109 Ribu Kendaraan Selama Libur Lebaran 2024
Advertisement
Syawalan ke Ponpes dan Panti Asuhan, Pj. Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KPU Jogja Koordinasi dengan Disdukcapil untuk Susun Data Pemilih Pilkada 2024
- Tol Jogja Solo Dilewati 109 Ribu Kendaraan Selama Libur Lebaran 2024
- Firli Bahuri Disebut Minta Uang Rp50 Miliar ke SYL
- Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP-AKR per Kamis 18 April 2024
- Tertidur 22 Tahun Gunung Ruang Erupsi, Gempa hingga 944 Kali dalam Satu Hari
- Warga Jepang Gugat Pemerintah Soal Efek Samping Vaksin Covid-19
- Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara
Advertisement
Advertisement