Advertisement
Pemerintah Hemat Subsidi Rp3,1 Triliun Setelah Naikkan Tarif Listrik Orang Kaya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah mengklaim mampu menghemat subsidi Rp3,1 triliun setelah mencabut subsidi listrik untuk golongan rumah tangga menengah atas.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Dharmawan Prasodjo menjelaskan sebelum adanya keputusan penyesuaian tarif listrik, golongan rumah tangga R2 (3.500 VA - 5.500 VA), R3 ( di atas 6.600 VA) R1 (6.600 VA - 200 kVa), P2 ( di atas 200 kVa), P3 menerima subsidi sebesar Rp255 per kWh.
Advertisement
Darmawan menuturkan, hal itu dihitung dengan mengacu pergerakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) terhadap asumsi ICP yang ditetapkan dalam APBN. Menurutnya, setiap kenaikan US$1 akan meningkatkan biaya pokok produksi (BPP) sekitar Rp500 miliar, sehingga dengan kondisi tersebut jumlah yang dikeluarkan pemerintah untuk golongan rumah tangga tersebut adalah Rp255 per kWh.
"Dengan adanya ini [penyesuaian tarif listrik], ada penghematan Rp3,1 triliun untuk triwulan III dan triwulan IV yang bisa direalokasikan dampak ekonomi yang lebih meluas di masyarakat tingkat bawah," kata Darmawan dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (13/6/2022).
Adapun, hingga April 2022, jumlah pelanggan rumah tangga golongan R2 tercatat sebesar 1,7 juta pelanggan, R3 berjumlah 316.110 pelanggan, P1 berjumlah 55.566 pelanggan, P2 sebanyak 1.900 pelanggan, serta pelanggan golongan P3 yang berjumlah 316.319 pelanggan.
Dia menuturkan, pencabutan subsidi pemerintah terhadap golongan tersebut ditujukan agar lebih tepat sasaran dan dialokasikan kepada golongan masyarakat ekonomi rendah.
"Ini yang tadinya, di komunikasikan ke kami, porsi 255 per kWh yang disalurkan ke ekonomi mampu inilah yang kemudian diputuskan pemerintah, ini bantuan pemerintah yang kurang tepat sasaran. Bantuan pemerintah harusnya diterima oleh keluarga yang membutuhkan, keluarga yang tidak mampu," ujarnya.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menjelaskan dengan penyesuaian tarif mulai Juli 2022 bagi pelanggan R2, R3, dan sektor pemerintah, maka potensi kompensasi 2022 diperkirakan mencapai Rp62,82 triliun.
Rida mengungkapkan hingga April 2022, total pelanggan PLN dari 13 golongan penerima subsidi berjumlah 44,72 juta pelanggan, sehingga penyesuaian tarif listrik terhadap golongan R2, R3, P1, P2, dan P3 hanya berjumlah 5,5 persen dari total tersebut.
"Ini juga sudah kami hitung dampak inflasi, BKF juga sudah hitung, dampaknya kepada inflasi hanya 0,019 persen, hampir tidak terasa. Penyesuaian ini sedikit banyak berkontribusi menjaga daya beli masyarakat karena yang kita sesuaikan rumah tangga yang kita pandang menengah ke atas, nyaris mewah malah. Kita juga sudah menghitung burden yang berkurang terhadap APBN Rp3,1 Triliun, hanya 4,7 persen dari kompensasi yang harus dikeluarkan tahun ini," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo Maju Pilkada, Begini Respons Pemda DIY
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
- Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
- Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
Advertisement
Advertisement