Advertisement
Pengamat UGM Klaim Kenaikan Pertamax Tak Signifikan Memicu Inflasi, Ini Alasannya
![Pengamat UGM Klaim Kenaikan Pertamax Tak Signifikan Memicu Inflasi, Ini Alasannya](https://img.harianjogja.com/posts/2022/04/03/1098445/ilustrasi-spbu-pertamina-solopos-nicolous-irawan.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- PT Pertamina resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis bensin Pertamax Rp9.000 per liter menjadi Rp12.500 mulai hari Jumat (1/4/2022) lalu. Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menilai kebijakan ini sudah tepat dan tidak akan secara signifikan memicu inflasi.
Kenaikan harga dilakukan setelah mempertimbangkan lonjakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dari US$73,36 per barel pada Desember 2021 menjadi US$114,55 per 24 Maret 2022. Pengamat Energi UGM, Fahmy Radhi, berpendapat penetapan harga Pertamax sudah semestinya ditentukan oleh mekanisme pasar.
Advertisement
Sebab itu, harga yang ideal adalah harga yang sesuai dengan harga keekonomian. Menurutnya, harga Pertamax saat ini memang harus dinaikkan mengingat harga minyak dunia sudah mencapai $ 130 per barel. Jika tidak dinaikkan, beban Pertamina semakin berat. “Penaikkan harga Pertamax oleh Pertamina menjadi Rp12.500 per liter mulai 1 April sudah tepat," ujarnya, Minggu (3/4/2022).
BACA JUGA: Ancam Warga dengan Celurit, Remaja Geng Babak Belur Dikeroyok Massa di Tegalrejo
Fahmi mengakui kenaikan harga Pertamax memicu inflasi. Meski demikian, kontribusi terhadap inflasi kecil. Pasalnya proporsi konsumen Pertamax di Indonesia hanya berkisar 12%. “Kenaikan harga Pertamax memang memicu inflasi, tetapi jangan sentuh dan menaikkan harga Pertalite yang proporsi konsumennya mencapai 76 persen,” katanya.
Jika Pertamina menaikkan harga Pertalite, baru akan berpengaruh signifikan menyulut inflasi dan menurunkan daya beli rakyat. Menurutnya, konsumen Pertamax adalah golongan menengah ke atas yang menggunakan mobil dengan notabene mobil-mobil mahal.
Dengan jenis konsumen semacam itu, menurutnya, jarang ditemui antrian panjang menjelang kenaikan harga. “Saya kira tidak mudah bagi mereka akan migrasi ke Pertalite yang harganya lebih murah,” ungkapnya.
Kenaikan inipun tidak akan secara signifikan mendongkrak penjualan Pertamax Turbo, meski dengan harga sekarang menjadi semakin pendek selisihnya. “Kedua jenis Pertamax ini tetap berbeda," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Berikut Sejumlah Momen Spesial Saat Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182760/klithih-kekerasan-jalanan-freepik.jpg)
Klitih Terjadi di Jalan Kretek-Siluk Bantul hingga Korban Patah Tulang, Ini Penjelasan Polisi
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Sepanjang Tahun Ini, Transaksi Anak-Anak ke Situs Judi Online Tembus Rp3 Miliar
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- Gudang Barang Impor Ilegal di Jakarta Utara Digerebek, Total Nilai Barang Capai Rp40 Miliar
- Bawaslu Temukan Ribuan Petugas Pantarlih Terindikasi Anggota Tim Kampanye
- Giliran Bandara di Prancis Ditutup akibat Ancaman Bom Jelang Pembukaan Olimpiade
- Menipu Pejabat di Lingkungan Pemkab, Pegawai Gadungan KPK Ditangkap
- Ratusan Ribu Remaja Indonesia Terlibat Judi Online dengan Transaksi Rp282 Miliar
Advertisement
Advertisement