Advertisement
Ukuran Tahu dan Tempe Mulai Mengecil Pekan Ini
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Ukuran tahu dan tempe mulai mengecil pekan ini gara-gara kenaikan harga kedelai di tingkat produsen.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan anggotanya telah menjual tahu dan tempe dengan ukuran lebih kecil daripada biasanya pada pekan ini. Langkah itu diambil untuk mengimbangi kenaikan harga kedelai di tingkat produsen yang ikut terkerek akibat gejolak harga internasional.
Advertisement
“Ukuran tempe dan tahu itu sudah dikecilkan karena harga bahan baku yang naik,” kata Aip, Selasa (15/2/2022).
Dia menuturkan sikap produsen untuk mengecilkan ukuran tahu dan tempe itu sudah dilakukan di sejumlah daerah seperti Jabodetabek, Jawa Barat hingga Bali. Kendati demikian, tren itu bakal diterapkan di daerah lain lantaran harga bahan baku yang tertahan tinggi hingga pekan kedua Februari 2022.
Gakoptindo mencatat harga kedelai di tingkat pengrajin sudah di kisaran Rp10.800 hingga Rp11.000. Sementara, harga tempe mengalami kenaikan berkisar di angka Rp10.300 hingga Rp10.600 per kilogram pada pekan pertama bulan ini.
Di sisi lain, harga tahu tercatat berada di harga Rp52.400 hingga Rp53.700 per papannya atau setara dengan Rp700 per potong.
“Tidak ada alternatif lain untuk sementara ini tempe dan tahu harus naik harganya sekitar 10 persen pekan depan,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan tren kenaikan harga kedelai impor bakal berlanjut hingga Mei 2022. Kenaikan harga komoditas impor itu belakangan turut menggerek naik harga tahu dan tempe sejak awal tahun ini.
Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai impor pada pekan pertama Februari 2022 sudah menyentuh di posisi US$15,77 per bushel atau sekitar Rp11.240 per kilogram. Angka itu sudah mengalami peningkatan 19 persen dari posisi US$13,77 per bushel pada akhir Januari 2022.
“Hal ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan sampai Mei yang harganya bisa mencapai US$15,79 per bushel. Selanjutnya, tren itu baru akan turun bulan Juli dan turunnya di angka US$15,74 per bushel di tingkat importir,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan saat konferensi pers daring, Jumat (11/2/2022).
Oke menambahkan kenaikan harga kedelai di tingkat dunia itu dipengaruhi karena turunnya pasokan dari produsen utama seperti Brazil pada awal tahun ini. Selain itu, inflasi Amerika Serikat di posisi 7 persen turut mengungkit harga bahan produksi di tingkat dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Jumat 26 April 2024
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur
- Jokowi Siapkan Program Unggulan untuk Prabowo-Gibran
- Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
- Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
- Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
- Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
Advertisement
Advertisement