Advertisement
Kabar Baik, Pil Covid Pfizer Mampu Cegah Keparahan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pfizer baru-baru ini mengonfirmasi bahwa pil barunya mampu mencegah penyakit parah pada hampir 90 persen pasien Covid. Dikenal dengan Paxlovid, pil ini pada akhirnya dapat ditawarkan kepada siapa saja yang dites positif Covid, dengan tujuan mengurangi jumlah rawat inap dan kematian akibat Covid.
Melansir Woman's World, Rabu (15/12/2021), untuk studi ini, para peneliti melibatkan 2.246 sukarelawan yang tidak divaksinasi Covid-19, yang berisiko lebih besar terkena penyakit parah akibat Covid.
Advertisement
Sebanyak 1.376 perserta terinfeksi virus, dan dalam tiga hingga lima hari setelah gejala berkembang, mereka diberi pil Covid atau plasebo. Total 679 peserta yang menerima pil Covid, sementara 682 peserta menerima plasebo.
Hasilnya, peserta yang minum pil Covid dalam waktu tiga hari setelah gejala berkembang memiliki risiko 89 persen lebih rendah untuk di rawat rumah sakit dan kematian, dan pasien yang meminumnya dalam lima hari mengurangi risiko mereka sebesar 88 persen.
Peserta yang minum plasebo, 6,5 persen dirawat di rumah sakit dan meninggal. Sebaliknya,hanya 0,7 persen pasien yang minum pil Covid dirawat di rumah sakit dalam waktu 28 hari setelah memasuki uji coba dan tidak ada dari mereka yang meninggal.
Ini bukanlah satu-satunya bukti bahwa pil Covid ini sukses. Pfizer tengah melakukan uji coba lain yang difokuskan pada mereka yang memiliki risiko penyakit parah yang lebih rendah.
Studi itu mencakup sukarelawan yang telah divaksinasi dengan faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan penyakit parah, dan sukarelawan yang tidak divaksinasi tanpa faktor risiko. Data awal dari penelitian itu menunjukkan bahwa Paxlovid, pil Covid Pfizer mengurangi risiko rawat inap dan kematian hingga 70 persen.
Pfizer juga mengklaim, pil Covid mereka mungkin efektif melawan varian Omicron. Namun, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengonfirmasi, meskipun data awal menjanjikan.
Lantas, bagaimana cara kerja Paxlovid?
Paxlovid adalah penghambat protease. Sebagai informasi, virus SARS-CoV-2 membutuhkan protease untuk membuat salinan dirinya sendiri dan berkembang biak, sehingga dengan menghambat enzim ini Paxlovid mengurangi viral load orang yang terinfeksi, memberi waktu pada sistem kekebalan tubuh mereka untuk melawan virus.
Apabila FDA menyetujui atau mengizinkan pengobatan, Paxlovid akan menjadi obat antivirus oral pertama dari jenisnya, menurut Pfizer.
Nantinya, dokter bisa meresepkannya sebagai perawatan di rumah, yang mungkin saja tidak hanya mengurangi keparahan penyakit, tetapi juga mengurangi kemungkinan orang yang terinfeksi menyebarkan virus ke orang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Jalan Trisik Penghubung Jembatan Pandansimo di Kulonprogo Rusak Berat Akibat Truk Tambang
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement