Advertisement

Sejarah Mencatat Terjadi 22 Kali Tsunami Sejak 1800 di Busur Kepulauan Sunda Kecil

Newswire
Rabu, 15 Desember 2021 - 07:57 WIB
Sunartono
Sejarah Mencatat Terjadi 22 Kali Tsunami Sejak 1800 di Busur Kepulauan Sunda Kecil Tsunami yang menerjang Jepang pada 2011. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Sejarah mencatat sejak tahun 1800-an di Busur Kepulauan Sunda Kecil yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur telah terjadi lebih dari 22 kali tsunami.

"NTT merupakan daerah rawan tsunami. Sejarah mencatat pada 29 Desember 1820 gempa kuat yang berpusat di Laut Flores memicu tsunami di Flores hingga Sulawesi Selatan. Di Bulukumba korban meninggal akibat tsunami mencapai sekitar 500 orang," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa (14/12/2021).

Advertisement

Tsunami destruktif terakhir yang dipicu gempa Magnitudo 7,8 di Laut Flores terjadi pada 12 Desember 1992 membangkitkan tsunami setinggi 30 meter menyebabkan 2.500 orang meninggal dan 500 orang hilang.

Gempa kuat kembali mengguncang Laut Flores pada Selasa (14/12) pukul 10.20.23 WIB dengan magnitudo 7,4 sehingga BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami.

Pusat gempa terletak pada koordinat 7,59 Lintang Selatan - 122,24 Bujur Timur tepatnya di laut pada jarak 112 km arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT, dengan kedalaman 10 km.

Gempa tersebut menyebabkan kenaikan muka air laut dengan ketinggian 0,07 meter yang tercatat tide gauge Reo dan Marapokot. Peringatan dini tsunami diakhiri pada pukul 12.27 WIB.

Hingga pukul 19.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 97 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar mencapai 6,8 sedangkan magnitudo terkecil 2,9.

Daryono menjelaskan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktifitas sesar aktif di Laut Flores, dengan mekanisme pergerakan geser/mendatar (strike slip).

Meskipun pusat gempa ini terletak dekat jalur sumber gempa Sesar Naik Flores (Flores Thrust) tetapi pembangkit gempa ini bukan Sesar Naik Flores. Sesar Naik Flores memiliki mekanisme naik, sedangkan gempa ini memiliki mekanisme geser/mendatar.

"Sumber gempa gempa Laut Flores ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi para ahli kebumian kita untuk mengidentifikasi dan memetakannya guna melengkapi peta sumber dan bahaya gempa di Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Mudik Lebaran, Gunungkidul Bakal Dijejali 154.000 Kendaraan

Gunungkidul
| Kamis, 28 Maret 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement