Advertisement
Pengamat Penerbangan Prediksi Dampak Jika Garuda Indonesia Ditutup

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Langkah Kementerian BUMN yang membuka opsi untuk menutup PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dinilai tak berdampak signifikan terhadap iklim persaingan maskapai domestik.
Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman mengatakan saat ini pemerintah masih ingin Garuda diselamatkan melalui proses restrukturisasi. Terlebih, Pelita Air disiapkan sebagai opsi alternatif untuk menggantikan maskapai pelat merah tersebut.
Advertisement
BACA JUGA : Jokowi Pilih Naik Garuda Indonesia untuk Keliling 3 Negara
Dia berpendapat apabila rencana restrukturisasi emiten berkode saham GIAA tersebut berhasil, tentu bakal ada kompetisi antar dua maskapai BUMN yang memicu persaingan antara kedua maskapai tersebut.
“Namun, kalau sampai Garuda tutup, Pelita tidak bisa langsung mengambil alih juga guna mencegah adanya monopoli oleh salah satu pihak swasta. Jadi inilah kenapa ada Pelita dimasukkan kembali ke penerbangan berjadwal selagi mendorong upaya Garuda untuk restrukturisasi,” ujarnya, Senin (1/11/2021).
Menurutnya, penutupan Garuda juga tak akan berdampak signifikan terhadap konektivitas udara di Indonesia secara jangka panjang. Kekosongannya tersebut juga dengan mudah diisi oleh munculnya maskapai swasta baru sejalan dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja.
Dia berpendapat persaingan maskapai domestik tidak akan menciptakan monopoli salah satu perusahaan apabila Garuda sampai ditutup. Masih ada Citilink dan Pelita, atau bahkan pemain baru yang muncul.
Gerry menyebut sudah ada perusahaan yang tidak terafiliasi dengan pemain existing, mengajukan izin maskapai. Perusahaan tersebut dikabarkan juga memiliki modal besar.
Sebelumnya, Kementerian badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuka lebar opsi menutup PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) apabila negosiasi dan program restrukturisasi yang tengah dijalankan tak membuahkan hasil.
BACA JUGA : Garuda Indonesia Tawarkan Tarif PCR Rp260.000
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menjelaskan kementerian di bawah Erick Thohir saat ini sedang melakukan sejumlah pembenahan terhadap perusahaan BUMN yang tidak sehat.
Sebagai tindak lanjutnya, Kementerian BUMN hanya meminta alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) bagi perusahaan pelat merah yang menjalankan proyek penugasan dan bukan untuk menutupi hutang mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement

Jadwal KRl Jogja Solo Hari Ini Selasa 15 Juli 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement