Advertisement
Klaim Kemenag Hadiah Negara untuk NU, Yaqut Disarankan Ikut TWK
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang mengklaim tentang Kementerian Agama (Kemenag) hadiah untuk NU menjadi polemik.
Menyikapi hal itu, sejumlah pihak mendesak Menag Yaqut untuk menarik ucapannya karena dapat memicu kegaduhan baru antarkelompok beragama.
Advertisement
Pengamat politik Hendri Satrio dalam cuitannya di akun Twitter juga menyesalkan pernyataan Menag tersebut.
Bahkan, pendiri lembaga survei Kedai Kopi itu menyarankan agar Menag Yaqut mengikuti tes wawasan kebangsaan (TWK).
"Usul, sangat baik bila Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas Ikut Tes Wawasan Kebangsaan, bagaimana?," tulisnya.
Senada juga disampaikan politikus Partai Gerindra Fadli Zon.
Menurutnya, tidak sepatutnya seorang menteri mengeluarkan pernyataan demikian. Oleh karena itu, ia mendesak Menag Yaqut dan Presiden Jokowi untuk memberikan klarifikasi demi meredam kegaduhan yang lebih besar.
"Menag ini sering salah menempatkan diri atau salah pernyataan," kata Fadli Zon dikutip melalui akun Twitternya @fadlizon, Minggu (24/10/2021).
"Klaim ini perlu diklarifikasi termasuk oleh Pak @jokowi. Benarkah kementrian agama ini hadiah khusus utk NU bukan utk umat Islam secara keseluruhan atau umat beragama lainnya?," tambah Fadli.
Sebagai informasi, pernyataan mengejutkan itu dilontarkan Menag Yaqut saat membuka Webinar Internasional Santri Membangun Negeri yang digelar Rabithah Ma'ahid Islamiyah dan PBNU dalam rangka memperingati Hari Santri, yang disiarkan secara langsung di Kanal YouTube TVNU Televisi Nadhlatul Ulama pada 20 Oktober 2021.
Dalam kesempatan itu, Yaqut, mengatakan selama ini ada perdebatan, terutama di kalangan internal Kementerian Agama, bahwa Kemenag dibentuk untuk kepentingan Umat Islam. Yaqut membantah pendapat tersebut.
Menurut Yaqut, Kementerian Agama ini justru hadiah negara untuk jamiyah Nahdlatul Ulama atau NU dan bukan untuk umat Islam secara umum.
“Saya bantah, bukan itu, kementerian agama itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU,” katanya dikutip dari Tempo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 27 April 2024: Hujan Sedang di Siang Hari
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement