Advertisement
Bank Dunia Ungkap Negara Miskin Catatkan Rekor Utang Akibat Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah menyebabkan “pembalikan tragis” atas pembangunan selama ini dan meningkatkan utang negara-negara miskin ke tingkat rekor tertinggi, menurut Bank Dunia.
Presiden Bank Dunia David Malpass memperingatkan Covid-19 telah memperlebar jurang antara negara kaya dan miskin. Selain itu, kondisi tersebut juga telah memperlambat kemajuan selama bertahun-tahun dan bahkan selama satu dekade bagi sejumlah negara.
Advertisement
Bank Dunia menunjukkan beban utang lebih dari 70 negara berpenghasilan rendah telah meningkat sebesar 12 persen menjadi US$860 miliar (£630 miliar) pada tahun 2020.
Malpass menyerukan rencana komprehensif untuk mengurangi tekanan utang dan bagi negara-negara kaya harus membuat vaksin tersedia bagi mereka yang kurang mampu.
Dia mengatakan, bahwa satu masalah khusus adalah ketika terjadi kebangkrutan, utang menjadi tidak berlanjut. Perusahaan dapat menyatakan diri mereka bangkrut, tetapi negara tidak bisa, katanya.
Dengan pendapatan per kepala diperkirakan akan meningkat rata-rata 5 persen di negara maju tahun ini dibandingkan dengan 0,5 persen di negara berkembang, Malpass mengatakan masalah ketimpangan semakin parah sebagaimanna dikutip TheGuardian.com, Selasa (12/10/2021).
Bank Dunia khawatir masalah negara-negara miskin dapat memburuk lebih lanjut karena suku bunga global naik dari tingkat darurat yang terlihat selama krisis.
Malpass mengatakan: “Kami membutuhkan pendekatan komprehensif untuk masalah utang, termasuk pengurangan utang, restrukturisasi yang lebih cepat, dan peningkatan transparansi.
Menurutnya, tingkat utang yang berkelanjutan sangat penting untuk pemulihan ekonomi dan pengurangan kemiskinan.
Peningkatan utang 12 persen pada 2020 mengikuti lonjakan 9,5 persen pada tahun 2019 dialami oleh 73 negara.
Negara itu memenuhi syarat untuk ditangguhkan pembayaran utangnya berdasarkan inisiatif yang diatur oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional selama tahap awal pandemi untuk mengurangi tekanan.
Malpass mengatakan, bahwa bahkan sebelum krisis, kenaikan tingkat utang sudah menjadi perhatian di banyak negara dan kerentanan telah meningkat secara dramatis pada tahun 2020.
“Krisis telah mendorong kebutuhan pembiayaan dan dengan demikian pinjaman telah melemahkan fundamental ekonomi masing-masing negara dan kapasitas untuk melayani dan membayar utang publik,” kata Malpass.
Risikonya sekarang adalah terlalu banyak negara yang akan muncul dari krisis Covid-19 dengan utang besar yang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk dikelola, katanya.
Lebih jauh laporan tersebut mencatat bagaimana indikator utang untuk negara-negara yang memenuhi syarat untuk inisiatif penangguhan layanan utang telah memburuk selama dekade terakhir.
Pada tahun 2020, lebih dari separuh (56 persen) memiliki rasio utang atas pendapatan nasional lebih dari 60 persen, sedangkan 7 persen memiliki rasio utang atas pendapatan nasional lebih dari 100 persen.
Laporan tersebut diluncurkan menjelang pertemuan tahunan Bank Dunia di Washington minggu ini dan dengan latar belakang beberapa bank sentral, termasuk Federal Reserve AS dan Bank of England, tengah mempertimbangkan tindakan untuk memerangi kenaikan inflasi.
Carmen Reinhart, kepala ekonom Bank Dunia, mengatakan: “Perekonomian di seluruh dunia menghadapi tantangan berat yang ditimbulkan oleh tingkat utang yang tinggi yang meningakat pesat. Karena itu pembuat kebijakan perlu bersiap untuk kemungkinan tekanan utang ketika kondisi pasar keuangan menjadi kurang ramah, terutama di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
- Sidang Suap Mantan Wali Kota Semarang, Kepala Bapenda Setor Rp1,2 Miliar ke Mbak Ita
- Pasangan Gay di Lamongan Dicokok Polisi Karena Bikin Konten Pornografi di FB-MiChat
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Paket Makan Bergizi Gratis Selama Liburan Sekolah, dari Roti, Telur, hingga Buah
- Iran Kirim Surat ke PBB, Minta AS dan Israel Tanggung Jawab atas Agresi
- Donald Trump Sebut Iran Punya 4 Situs Nuklir Utama
- Polda Lampung Tindak 693 kendaraan ODOL
- Guru Ngaji di Jaksel Cabuli 10 Santri Perempuan, Begini Modusnya
- Satgas Pangan Panggil Produsen 212 Merek Beras Nakal Hari Ini
- Langgar Hukum Internasional, Indonesia Kecam Serangan ke Iran
Advertisement
Advertisement