Advertisement
Simak! Apa yang Terjadi saat Tubuh Divaksin Covid-19?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah kini mendorong masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 sesegera mungkin, untuk mencegah infeksi serius dan kematian.
Mengutip dari Pink Villa, Sabtu (4/9/2021), tubuh menerima efek samping setelah disuntik vaksin virus corona. Simak apa yang terjadi pada tubuh saat divaksin Covid-19:
Advertisement
Mendapatkan kekebalan
Vaksinasi adalah proses memperoleh kekebalan untuk melawan infeksi Covid-19 di masa depan. Vaksin memiliki bahan yang menyerupai virus, bakteri atau parasit penyebab penyakit.
BACA JUGA : Bantul Maksimalkan Mobil Vaksin untuk Menyasar Warga yang Belum Divaksin
Vaksin juga memiliki mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan racunnya, pada bagian protein permukaan. Cairan vaksin memiliki materi genetik virus, yang kemudian dapat dibaca oleh tubuh untuk merumuskan respons sistem kekebalan.
Ketika vaksin disuntikkan, cairan vaksin masuk ke sel-sel jaringan tubuh manusia. Setelah itu, ia menarik perhatian sel 'dendritik' tertentu, yang memiliki fungsi khusus untuk memantau penyusup yang mungkin telah masuk ke dalam tubuh. Sel-sel yang berpatroli memperhatikan agen yang belum pernah terlihat ini dan memperingatkan tubuh untuk melawannya.
Mengapa beberapa orang mengalami efek samping setelah disuntik?
Sebagian besar efek samping yang disebabkan oleh vaksin adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh merespons dengan cara yang seharusnya. Beberapa efek samping umum dari vaksinasi Covid-19 termasuk rasa sakit atau bengkak di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, demam, kedinginan, mual, dan nyeri otot.
BACA JUGA : Kompleks Balai Kota Jogja Jadi Kawasan Wajib Vaksin dan Masker
Vaksin menipu sistem agar percaya bahwa patogen yang sebenarnya telah memasuki tubuh. Sebab antibodi tidak dapat membedakan antara cairan vaksin dan virus yang sebenarnya.
Manfaat Dua Suntikan Vaksin Covid-19
Dua dosis suntikan vaksin diperlukan karena suntikan pertama menciptakan antibodi penetral dalam tubuh, yang menghalangi virus SARS-CoV-2 membuat seseorang sakit. Namun, perlindungan antibodi ini bisa berumur pendek. Jadi, dalam kebanyakan kasus, dosis kedua diperlukan untuk membantu tubuh menghasilkan respons jangka panjang yang lebih kuat terhadap penyakit dengan mengunci memori virus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement