Advertisement
CEO Pfizer: Kemanjuran Vaksin Covid Turun Jadi 84 Persen Setelah 6 Bulan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – CEO Pfizer, Albert Bourla menyebut efektivitas vaksin Covid-19 Pfizer terus menurun dari waktu ke waktu, hingga turun menjadi sekitar 84 persen setelah empat hingga enam bulan setelah seseorang mendapatkan dosis kedua.
Pernyataannya yang dibuat pada Rabu (28/7/2021) itu, didasarkan pada temuan studi baru yang didanai perusahaan yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Advertisement
Penelitian dilakukan ketika Pfizer menyatakan perlunya dosis vaksin Covid ketiga untuk meningkatkan perlindungan kekebalan.
Studi ini menemukan efektivitas vaksin paling kuat, pada 96,2 persen, antara satu minggu dan dua bulan setelah menerima dosis kedua.
Efektivitasnya kemudian menurun rata-rata 6 persen setiap dua bulan, menurut penelitian. Penelitian dilakukan pada lebih dari 44.000 orang di seluruh AS dan negara-negara lain yang menerima vaksin tersebut.
"Kemanjuran setelah "empat sampai enam bulan adalah sekitar 84 persen," kata Bourla seperti dilansir dari CNBC, Kamis (29/7/2021).
Mereka juga melihat data dari Israel bahwa ada penurunan kekebalan, yang mulai berdampak pada kasus rawat inap.
Ini membuat Bourla sangat-sangat yakin bahwa dosis ketiga, booster, akan mengambil respons imun ke tingkat yang cukup untuk melindungi dari varian delta, strain dominan yang kini ada di AS dan negara-negara lain di seluruh dunia.
Pada pertengahan Agustus, Pfizer berencana menyerahkan data kepada regulator AS tentang manfaat dosis vaksin Covid ketiga.
Awal bulan ini, ketika Pfizer pertama kali mengumumkan rencananya, Food and Drug Administration (FDA)dan Centers for Disease Control and Prevention mengeluarkan pernyataan “Orang Amerika yang telah divaksinasi sepenuhnya tidak memerlukan suntikan tambahan."
CDC dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan suntikan booster Covid saat ini.
Dr Kate O'Brien, direktur imunisasi, vaksin dan biologi WHO, mengatakan pada hari Rabu (28/7/2021) bahwa organisasi tersebut masih meneliti apakah suntikan booster diperlukan untuk meningkatkan perlindungan. Saat ini, O’Brien menambahkan tidak ada informasi yang cukup untuk memberikan rekomendasi suntikan booster Covid.
“Sekali lagi, ini adalah topik yang sangat hangat, dan ada banyak penelitian yang dapat memberikan rekomendasi berbasis bukti.” kata O'Brien dalam wawancara tanya jawab yang diposting di akun media sosial organisasi tersebut.
Hasil penelitian yang didukung Pfizer muncul sehari setelah CDC kembali memakai masker untuk mereka yang sudah disuntik vaksin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, Ini Format Lengkapnya
- Kasus Covid-19 Melonjak di Beberapa Negara, Kementerian Kesehatan: Akibat Varian Baru
- Google Doodle Menampilkan Kapal Pinisi Indonesia, Ini Asal Sejarahnya
- Jumlah Perokok Anak di Indonesia Makin Banyak, IDAI Sebut Akibat Tuyul Nikotin
- Empat Anak Tewas di Jagakarsa, Polisi Temukan Pesan Bertuliskan "Puas Bunda, tx for All" di TKP
Advertisement

Tidak Ada Parpol di Kulonprogo Mendaftar Perizinan Pemasangan APK
Advertisement

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Setara dan Infid: Indeks HAM Era Jokowi Stagnan
- Kemenag Akan Dirikan Madrasah Berciri Khas Hindu, Bernama Widyalaya
- Soal Temuan BPK tentang Vaksin Covid-19 yang Sisa Banyak, Ini Penjelasan Bio Farma
- Kabar Gembira! Daop Surabaya Beri Diskon Tiket 20%
- Seorang Pembalap asal Jakarta Meninggal saat Latihan di Sirkuit Boyolali
- Kayan Calon PLTA Terbesar di Asia Tenggara Akan Pasok Listrik IKN, Bahkan se Kalimantan
- ASDP Kerja Sama OTA, Beli Tiket Ferry Kini Semakin Mudah dari Ponsel Pintar
Advertisement
Advertisement