Advertisement
Video Jokowi Kehabisan Obat di Apotik, Rocky Gerung: Bikin Orang Pesimistis

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Akademisi Rocky Gerung mengkritisi video aksi Presiden Jokowi yang 'blusukan' mencari obat terapi covid-19 di apotik.
Video itu, katanya, bisa dipersepsikan jika pemerintah gagal menyediakan obat-obatan covid-19 untuk pasien. Hal itu diungkapkannya dalam akun youtubenya, Rocky Gerung official.
Advertisement
Rocky mengatakan, video ini, menurutnya bisa membuat pesimisme rakyat bagaimana sulitnya mendapatkan obat di apotik ketika mereka sedang berjuang bertahan hidup dan sembuh dari covid-19.
"Ibaratnya presiden saja tidak bisa mendapatkan obat, apalagi rakyat kecil. Siap-siap jadi jenazah," ujarnya dalam video dengan judul Jokowi Kehabisan Obat Covid-19, Orang Miskin Dilarang Sakit.
Mungkin tujuan utamanya, lanjutnya, untuk menunjukkan kesederhanaan, namun pada akhirnya gagal ditangkap.
"Ini pesan yang bisa memperlemah daya tahan rakyat, mereka pesimis frustasi dan imunitas bisa turun," katanya.
Menurut Rocky, seharusnya, Presiden Jokowi mencari apotik yang menyediakan setok obat sehingga dia memberikan pesan jangan khawatir pemerintah menyediakan obat.
Menanggapi video tersebut, politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik membenarkan pendapat yang dilontarkan Rocky.
Menurutnya, seharusnya presiden menenangkan dengan amannya ketersediaan obat.
"Benar, logika RG ini: Harusnya Presiden menenangkan rakyat dengan menunjukkan obat-obatan tersedia. Kalau Presiden sebaliknya memamerkan tak ada kesediaan obat, bukankah berarti pemerintahannya gagal menyediakan obat untuk rakyat?." tulisnya di akun twitternya.
Datangi Apotek
Sebelumnya, beredar video Presiden Jokowi mengecek langsung ketersediaan obat terapi Covid-19 di salah satu apotek di Bogor, Jawa Barat.
Namun, apoteker menjawab stok Oseltamivir kosong. Presiden menanyakan kembali di mana ia harus mencari obat tersebut.
Apoteker mengatakan bahwa pihaknya sudah lama tidak menerima pasokan Oseltamivir. Terakhir, stok Oseltamivir yang sempat tersisa adalah merek Fluvir.
"Tapi sekarang juga sudah kosong," ujar Apoteker tersebut.
Presiden kemudian menanyakan lagi ketersediaan obat jenis Favipiravir. Apoteker juga menjawab tidak punya stoknya, begitu juga dengan vitamin D3.
Apotek tersebut hanya memiliki vitamin D3 1000, sedangkan D3 5000 sudah habis. Kepada Jokowi, apoteker menyampaikan bahwa pihaknya sudah memesan lagi produk vitamin tersebut, namun tidak dapat.
Hingga akhirnya Presiden menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk memberitahu bahwa obat-obatan yang dia cari untuk terapi Covid-19 kosong di pasaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
- Nawawi Ditunjuk Jadi Ketua, Insan KPK Mendukung Penuh
Advertisement

Anggota DPRD Kulonprogo Ungkap Petani Masih Kesulitan Pupuk
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Wafat, Pemakaman Dipimpin KSAD Baru
- Wamenkumham Eddy Hiariej Diperiksa sebagai Tersangka, Begini Kronologi Kasusnya
- Tebing Longsor, Kereta Jakarta-Jogja Dialihkan lewat Bandung, Ini Daftarnya
- Erupsi Marapi: Batu Hujani Rumah Warga di Agam
- 3.000 Personel TNI-Polri Disiapkan Mengamankan Kunjungan Kerja Presiden dan Ibu Negara
- Peluncuran Maskot Piala Asia di Qatar, Tarian Indonesia Ikut Ditampilkan
- Longsor di Banyumas, Penumpang Kereta Api dari Jakarta Harus Ganti Bus
Advertisement
Advertisement