Advertisement
Ini Penyebab Orang Bisa Terinfeksi 2 Kali Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Reinfeksi covid-19 kini sudah banyak terjadi di Indonesia, terutama ketika varian delta kian meluas.
Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, dr. Syahril Mansyur Sp.P mengatakan terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan penyintas COVID-19 masih bisa terpapar virus lagi, yang salah satunya adalah memiliki kontak erat dengan mereka yang terinfeksi.
Advertisement
"Penyintas bisa kena lagi, atau reinfeksi, apabila dia bertemu lagi dengan kontak erat atau pergi ke zona merah," kata dr. Syahril melalui seminar daring, Rabu.
Tak hanya menyerang penyintas, virus juga bisa menyerang masyarakat yang telah melakukan vaksinasi, tak terkecuali mereka yang sudah diberikan dua dosis vaksin sekali pun.
Menanggapi hal tersebut, dr. Syahril menegaskan bahwa vaksin tidak 100 persen membuat tubuh menjadi kebal sepenuhnya dari paparan COVID-19. Vaksinasi akan menjadi efektif jika setidaknya masyarakat sudah 70-80 persen divaksin, dan kedisiplinan masyarakat menjalani protokol kesehatan.
"Vaksin tidak melindungi 100 persen sehingga menjadi kebal COVID. Maka dari itu, ada 70-80 persen komoditas agar divaksin untuk menciptakan herd immunity (kekebalan komunal). Kalau yang divaksin sedikit, maka tidak ada dampak bahkan akan ada penularan," ujar dr. Syahril.
"Untuk mereka yang sudah divaksin, antibodi yang timbul mungkin tidak cukup untuk membunuh virus yang masuk. Apalagi orang yang sudah divaksin terus terpapar dengan mereka yang terinfeksi COVID. Apalagi dengan varian yang baru, karena mereka sudah bermutasi lebih canggih dan mengelabui kekebalan yang ada," imbuhnya.
Menambahkan, Medical Senior Manager PT Kalbe Farma, dr. Esther Kristiningrum, mengatakan, bagi penyintas COVID-19 yang belum pernah mendapatkan vaksin, bisa mengikuti vaksinasi setidaknya tiga bulan setelah sembuh.
"Karena tujuan kita adalah bagaimana mencari herd immunity, maka sekarang yang diutamakan adalah mereka yang belum terkena COVID-19. Jika sudah pernah (terpapar virus corona), tubuh sudah membentuk antibodi terhadap COVID, dan seiring berjalannya waktu, antibodi menurun," kata dr. Esther.
"Tapi, belum jelas berapa lama apakah antibodi akan menurun, sehingga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), menganjurkan vaksinasinya setelah tiga bulan sembuh," imbuhnya.
Ia menambahkan, "Sebenarnya kalau sudah sembuh bisa saja (langsung divaksin). Namun, vaksin yang ada masih terbatas dan fokus ke herd immunity, sehingga diutamakan bagi yang belum terinfeksi COVID-19 karena belum ada kekebalan terkait COVID-19."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Jalan Trisik Penghubung Jembatan Pandansimo di Kulonprogo Rusak Berat Akibat Truk Tambang
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement