Advertisement
PPKM Darurat Diklaim Turunkan Mobilitas Masyarakat
Petugas melakukan penyekatan di perbatasan Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Tempel, Sleman, DIY, Senin ( 5/7/2021). Petugas gabungan Polda DIY dan Dishub membatasi mobilitas masyarakat dengan penyekatan di pintu masuk DIY selama penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali untuk menekan penyebaran Covid-19. - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Institut Studi Transportasi (Instran) menilai penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali efektif menekan pergerakan masyarakat. Hal itu terbukti dari angka pengguna transportasi umum yang terus menurun dari biasanya.
"PPKM Darurat jelas efektif menekan mobilitas. Terlihat dari perkembangan penumpang Transjakarta yang merosot tajam sampai 40 persen dibandingkan sebelum ada PPKM," katanya kepada JIBI/Bisnis, Sabtu (10/7/2021).
Advertisement
BACA JUGA : Pemkot Jogja Razia Orang yang Nekat Keluar Rumah Saat PPKM Darurat
Bukan hanya Transjakarta, dia melihat penurunan penumpang juga dialami oleh moda kereta api perkotaan seperti KRL Jabodetabek, MRT, dan LRT. Bahkan, mobilitas antar daerah yang menggunakan Bus AKAP atau KA Jarak Jauh jelas merosot tajam atau bahkan dapat dibilang tidak ada.
"Dari sini jelas efektif [PPKM Darurat] membatasi pergerakan. Tapi kalau efektif menurunkan Covid-19 juga tidak karena buktinya kasus Covid-19 naik terus," ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mencatat adanya penurunan jumlah armada bus yang beroperasi di Terminal Tipe A Pulo Gebang selama penerapan PPKM Darurat Jawa-Bali.
BACA JUGA : Duh...Sudah PPKM Darurat, Mobilitas Warga DIY Cuma Turun Segini
Dia mengatakan penurunan operasional bus tersebut bahkan mencapai 60 persen dari jumlah yang biasanya beroperasi sebelum adanya pengetatan perjalanan.
Sementara dari jumlah penumpang di Pulo Gebang, terjadi penurunan yang sangat drastis. Pasalnya, pada 8 Juli 2021, hanya terdapat 7 orang calon penumpang yang akan berangkat dari terminal tersebut.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Perkeretaapiaan Kemenhub Zulfikri mengakui bahwa jumlah pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek belum menunjukkan penurunan yang signifikan selama penerapan PPKM Darurat.
Menurutnya perlu diberlakukan aturan tambahan yang makin memperketat persyaratan perjalanan agar angka penurunan jumlah penumpang harian bisa terus ditekan.
BACA JUGA : PPKM Darurat, Pasar Tumpah di Jogja Tutup Sementara
"Namun selama PPKM Darurat, penurunan penumpang tidak hanya terjadi pada KRL Jabodetabek, melainkan hampir seluruh layanan kereta api. Untuk kereta api antar kota karena memang banyak yang sudah dibatalkan, jumlah penumpang menurun sangat signifikan 71 persen. Untuk kereta lokal perkotaan seperti Bandung Raya dan Surabaya juga menurun cukup signifikan sampai 70 persen sedangkan KRL Jogja-Solo 51 persen," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jadwal Lengkap KA Bandara YIA-Tugu Jogja Selasa 23 Desember 2025
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- MU Kalah dari Aston Villa, Tertahan di Peringkat Tujuh
- Bus DAMRI Bandara YIA-Jogja Kembali Normal, Tarif Rp80.000
- SIM Keliling Kulonprogo Hadir Pagi dan Malam Hari
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja, Tarif Tetap Rp8.000
- Banjir Lahar Hujan Semeru Berlangsung Lebih dari 3 Jam
- Mbappe Samai Rekor Gol Ronaldo di Real Madrid
- Rakit Terbalik, Wagub Aceh Selamat Saat Kunjungan Bencana
Advertisement
Advertisement



