Advertisement
Apakah Vaksin Covid-19 Sinovac Ampuh Lawan Corona Varian Delta? Ini Kata Pemerintah
Kemasan vaksin Covid-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV), Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1/2021). ANTARA FOTO - M Agung Rajasa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Efektivitas vaksin covid-19 Sinovac buatan China kini menuai keraguan dari masyarakat menyusul banyaknya orang positif covid-19 meski sudah disuntik dengan vaksin tersebut.
Yang paling disorot adalah kasus positifnya 350 tenaga medis di Kudus Jawa Tengah.
Advertisement
Sebelumnya, pemerintah Singapura juga meragukan kemanjuran Sinovac Cina, dan hanya memasukkan vaksin Pfizer dan Moderna dalam program vaksinasi nasionalnya tetapi mengizinkan klinik kesehatan swasta untuk mengelola Sinovac.
Kenneth Mak, direktur layanan medis Singapura, mengatakan bahwa dia khawatir tentang laporan orang yang divaksinasi dengan Sinovac sakit karena penyakit coronavirus (Covid-19), demikian dikutip dari New York Times.
“Itu memberi kesan bahwa kemanjuran vaksin yang berbeda akan sangat bervariasi,” kata Mak seperti dikutip Times.
Jadi, apakah sebenarnya vaksin ini ampuh melawan varian covid-19 terbaru yakni varian delta yang disebut lebih cepat menular dan berisiko membuat penderitanya lebih tinggi masuk rumah sakit?
Juru Bicara COVID-19 dari Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan WHO memberikan cutt off poin lebih dari 50 persen untuk efikasi sinovac itu 65% dan AZ 62% jadi sampai saat ini memberikan protkesi yg cukup termasuk terhadap varian baru.
"Rekomendasi WHO pun masih diminta semua negara melakukan percepatan vaksinasi dengan vaksin yang ada," katanya kepada Bisnis.
Sementara itu, PhD Candidate in Medical Science at Kobe University dr Adam Prabata mengatakan sampai saat ini belum ada penelitian efektivitas atau kemampuan vaksin Sinovac terhadap varian Delta.
BACA JUGA: Tak Cuma Billy Gilmour, Ini Daftar Pemain Euro 2020 Positif Covid-19
Karena itu, dia menyarankan agar semua orang bersabar menunggu hasilnya.
"Sebelum skeptis vaksin Sinovac tidak bermanfaat, atau sebelum judge vaksinnya yang enggak-enggak, mending tunggu dulu sampai ada hasil penelitiannya ya. Ingat, BELUM ADA hasil penelitiannya TIDAK SAMA dengan terbukti tidak bermanfaat!," tegasnya.
Sebelumnya, juru bicara Sinovac Liu Peicheng juga mengatakan bahwa studi tentang imunogenisitas dari varian strain sedang dilakukan. Ini menjawab pertanyaan apakah vaksin ini bisa melawan varian baru virus corona yang terus bermutasi, termasuk untuk varian delta.
Liu mengatakan vaksin yang tidak aktif memiliki rute proses yang matang. Secara teori, mengubah regangan tidak mengharuskan rute ini diubah. Sinovac akan melakukan uji coba skala kecil untuk memastikan apakah rute proses yang ada dapat mencapai produksi vaksin yang efektif terhadap varian baru yang bermutasi.
Efektifitas vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac mendapat persetujuan penggunaan darurat atau EUL dari WHO pada 1 Juni 2021.
EUL menilai kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin COVID-19, serta rencana manajemen risiko dan kesesuaian program, seperti persyaratan rantai dingin.
"Penilaian dilakukan oleh kelompok evaluasi produk, yang terdiri dari ahli regulasi dari seluruh dunia dan Kelompok Penasihat Teknis (TAG), yang bertanggung jawab melakukan penilaian risiko-manfaat untuk rekomendasi independen tentang apakah vaksin dapat didaftarkan untuk penggunaan darurat. dan, jika demikian, dalam kondisi apa," tulis WHO dalam website resminya.
Efikasi dari vaksin ini, berbeda di beberapa negara.
Mengutip dari The Conversation, kemanjuran Sinovac dalam mencegah infeksi simtomatik adalah 51 persen di Brasil, 67 persen di Chili, 65 persen di Indonesia, dan 84 persen di Turki.
Perbedaan hasil mungkin disebabkan oleh perbedaan varian yang beredar di setiap negara pada saat itu dan perbedaan populasi yang termasuk dalam penelitian.
Data yang diterbitkan pada bulan April dari sebuah studi besar dunia nyata di Chili menunjukkan bahwa Sinovac 67 persen efektif dalam mencegah infeksi COVID-19 yang bergejala. Efektivitasnya terhadap rawat inap adalah 85 persen, masuk ICU 89 persen, dan kematian 80 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
Advertisement
KSPN Malioboro-Parangtritis Beroperasi Senin, Tarif Rp12.000
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Cek Jadwal Lengkap DAMRI YIA 14 Desember, Tarif Masih Rp80.000
- Jadwal SIM Keliling Kota Jogja Desember 2025
- Atletico Madrid Tekuk Valencia 2-1, Griezmann Jadi Penentu
- Terbaru, Cek Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini Minggu 14 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Sleman Desember 2025, Cek Layanannya
- Chelsea Tundukkan Everton 2-0, Palmer dan Gusto Bersinar
- Jadwal SIM Keliling Bantul Desember 2025, Ada di MPP
Advertisement
Advertisement




