Advertisement
Gandeng Pelaku Usaha, FTI UII Lakukan Konservasi Bambu Lereng Merapi
Dekan FTI UII Profesor Hari Purnomo (kedua dari kanan) berfoto bersama dengan sejumlah pelaku usaha yang siap melakukan upaya konservasi bambu di Lereng Merapi. - Ist/UII.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) bekerja sama dengan sejumlah pihak swasta melakukan konservasi dan pemanfaatan bambu di kawasan Lereng Merapi. Kerja sama bertajuk Konservasi dan Industri Bambu, Sinergitas Perguruan Tinggi dan Industri didiskusikan secara daring pada Kamis (10/6/2021) lalu.
Dekan FTI UII Profesor Hari Purnomo menjelaskan sejumlah swasta yang digandeng tersebut antara lain Bambooland, PT Dekor Asia Jayakarya dan PT BPR Danagung Bakti. Upaya kolaborasi dengan para pemangku kepentingan diharapkan menciptakan pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
Advertisement
BACA JUGA : Penambangan di Tanah Warga Jadi Ancaman Konservasi
“Ini menjadi salah satu momentum dalam mengakselerasi kerja sama perguruan tinggi, dengan industri dan jasa keuangan. Harapannya Kerjasama ini dapat mengimplementasikan transformasi pendidikan tinggi yang mampu mencetak lebih banyak lagi talenta-talenta yang dapat bersaing di tingkat dunia,” katanya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Sabtu (12/6/2021).
Ketua Program Studi Teknik Industri, Program Magister FTI UII Winda Nur Cahyo menambahkan sejumlah fokus menarik dari kerja sama tersebut adalah konservasi bambu di kawasan Lereng Merapi. Kemudian pemanfaatan bambu untuk diubah menjadi karya seni kriya yang bernilai tinggi dengan harapan mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Target selanjutnya adalah mampu menjual produk bambu tersebut di berbagai negara di dunia, karena selama ini bambu memiliki pangsa pasar yang baik.
“Kami yang menyediakan dari sisi teknologinya melalui beberapa jurusan di FTI. Untuk yang lain seperti Bambooland akan menangani konservasi dan BPR mendukung dari sisi pendanaan dan Dekor Asia pemanfaatan bambu menjadi seni kriya,” ujarnya.
Direktur Bambooland Indonesia Yulianto P Prihatmaji menyatakan sejak 2017 timnya sudah focus pada penanganan bambu di Lereng Merapi. Oleh karena itu ia siap melakukan konservasi sesuai dengan kerja sama tersebut. Saat ini perajin bambu di Sleman tergolong banyak tersebar di lima kapanewon, sedangkan untuk pembibitan ada di tujuh kapanewon. Hal ini diharapkan bisa terus menghasilkan kerajinan melalui bahan baku lokal.
BACA JUGA : Penghijauan Lereng Merapi Terhambat Pariwisata
“Untuk yang di Lereng Merapi kami menangani di Dusun Ngepring, Purwobinangun, Pakem. Kami membentuk sosial enterprise untuk masyarakat. Dengan adanya kerja sama lintas ini akan lebih bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
- Seorang Penumpang Meninggal Dunia di Bandara Soekarno-Hatta
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- BMKG: Gempa Bumi Magnitudo 5,5 Guncang Buol Sulteng Pagi Ini
- KPK Pelajari Putusan DKPP Terkait Dugaan Korupsi Jet Pribadi KPU
- Cedera, Jorge Martin Dipastikan Absen pada MotoGP Portugal 2025
- Archipelago Hadirkan Menu Berbahan Pisang Lokal, Yuk Dicoba
- Viral, Pasien Asam Lambung Diduga Ditolak IGD Puskesmas Dlingo
- Pemkab Kulonprogo Gelar FGD Penyusunan Kajian TPPR, Ini Tujuannya
- BMKG Beberkan Penyebab Gempa Bumi Magnitudo 5,5 di Buol Sulteng
Advertisement
Advertisement




