Advertisement
Ingin Menyaksikan Puncak Hujan Meteor Arietid Besok? Begini Caranya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Hujan meteor Arietid akan mencapai puncaknya pada Senin, 7 Juni besok.
Hujan meteor Arietid adalah salah satu tampilan bintang jatuh yang kurang dikenal. Mereka muncul setiap tahun pada awal Juni, memberikan suguhan langka kepada para pengamat bintang. Namun, mereka terkenal sulit dikenali.
Advertisement
Ini karena mereka biasanya mencapai puncaknya pada siang hari ketika Matahari mengaburkan pandangan dari setiap meteor yang masuk.
Tapi ada beberapa trik untuk melihat bintang jatuh tersebut.
Waktu terbaik untuk melihatnya adalah sesaat sebelum matahari terbenam pada 7 Juni. Lihatlah ke timur, tepat di atas tempat Matahari terbit, dan Anda mungkin akan disuguhi tampilan Arietid yang langka.
Menurut para astronom, sebanyak 60 bintang jatuh dalam satu jam bisa terjadi. Namun, karena mayoritas datang di siang hari bolong, mereka akan sulit dilihat.
"Pancaran Arietid terbit di timur sekitar 45 menit sebelum matahari. (Hal ini berlaku untuk pengamat di kedua belahan bumi, utara dan selatan. Arietid pra-fajar cenderung menjadi 'Earthgrazers' - meteor yang meluncur secara horizontal melalui atmosfer bagian atas dari pancaran di dekat cakrawala," demikian menurut ahli dilansir dari Express.
Meteor ini agak misterius, karena para ahli tidak yakin dengan sumber meteor.
Namun, mereka akan berasal dari komet atau asteroid yang mengorbit Matahari yang meninggalkan jejak puing saat melakukannya.
"Tidak ada yang yakin dari mana meteoroid Arietid berasal, meskipun beberapa astronom menduga itu adalah puing-puing dari asteroid 1566 Icarus yang sedang berjemur. Kemungkinan lain adalah bahwa Arietid berasal dari pecahnya komet raksasa ribuan tahun yang lalu." papar ahli.
Dikutip dari akun instagram Lapan, hujan meteor ini satu-satunya yang bisa disaksikan pada siang hari.
Hujan meteor ini aktif sejam 14 Mei sampai dengan 24 Juni 2021, dengan puncaknya 7 Juni 2021 besok.
Intensitas meteor sebanyak 50 meteor per jam ketika di zenit. Fenomena ini bisa disaksikan dari arah Timur-Timur laut sebelum fajar astronomis berkulminasi di arah utara pada pukul 10.00 waktu setempat dan terbenam di arah barat-barat laut pukul 16.00 waktu setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
Advertisement
Advertisement