Advertisement

Promo November

Perhimpunan Dokter Paru Minta Penyintas Covid-19 Waspada Penyakit Jamur Hitam

Newswire
Rabu, 02 Juni 2021 - 10:37 WIB
Nina Atmasari
Perhimpunan Dokter Paru Minta Penyintas Covid-19 Waspada Penyakit Jamur Hitam Ilustrasi. - REUTERS/Ivan Alvarado

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA- Penyakit penyakit 'mukormikosis' atau jamur hitam tengah menjadi bahan perbincangan para ahli kesehatan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan penyakit yang yang berisiko menginfeksi pernapasan pasien COVID-19 hingga saat ini belum terdeteksi di Indonesia.

"Itu adanya di India. Tapi di kita (Indonesia) belum ya," kata Budi saat ditanya terkait penyakit jamur hitam di Indonesia usai meresmikan Sentra Vaksinasi Traveloka di Tangerang Selatan, Rabu pagi.

Advertisement

Sementara itu Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto dalam keterangan tertulis kepada wartawan mengemukakan pandemi COVID-19 saat ini masih menjadi masalah kesehatan hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia.

"Kabar terbaru, beberapa negara seperti di India dan Malaysia terjadi pelonjakan kasus yang sangat signifikan," katanya.

Baca juga: Mengenang Ani Yudhoyono Berpulang, SBY Butuh Waktu untuk Healing dan Move On

Di India, kata Agus, banyak ditemukan kasus jamur hitam sebagai infeksi mematikan yang muncul pada pasien yang terjangkit virus corona.

"Pasien yang terinfeksi jamur hitam menyebabkan perubahan warna pada mata dan hidung, penglihatan kabur, nyeri dada, dan kesulitan bernapas," katanya.

Untuk itu Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi jamur hitam, khususnya pada kalangan penderita COVID-19.

Baca juga: PKS Berkomitmen Pertahankan Ideologi Pancasila

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan Erlina Burhan mengatakan jamur hitam berisiko memicu alergi hingga menginfeksi saluran pernapasan, otak manusia bahkan memicu kematian.

Erlina mengatakan konsumsi steroid berkepanjangan pada proses penyembuhan pasien COVID-19 berpotensi memicu jamur hitam di tubuh penderita.

"Penggunaan steroid jangka panjang bisa menurunkan sistem imun. Kalau menyerang pernapasan, tentu bisa sesak bahkan lumayan hebat kalau disertai COVID-19 yang diderita pasien," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda, Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja

Jogja
| Sabtu, 23 November 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement