Advertisement
Puasa Syawal, Pakar Gizi Beberkan Manfaat Dahsyatnya
Ilustrasi puasa. Ini momentum untuk tetap melanjutkan kedisiplinan. - strongpath
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Setelah puasa Ramadan dan Idulfitri, umat Islam dianjurkan kembali berpuasa Syawwal. Amalan puasa sunnah ini dinilai memiliki banyak keutamaan, di antaranya bagi kesehatan.
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Hardinsyah menilai puasa Syawal bermanfaat dalam merawat kondisi tubuh serta sebagai momentum pengendalian diri setelah sebulan penuh berpuasa.
Advertisement
"Anjuran puasa Syawal ini membuat manusia yang telah melaksanakan puasa Ramadan berpikir apakah mengendalikan diri atau tidak," ujar Guru Besar IPB University ini dalam keterangan tertulis yang dikutip Antara, Kamis (20/5/2021).
Puasa Syawal termasuk salah satu anjuran puasa sunah (sunnah muakkad) yang dikerjakan usai merayakan Hari Raya Idulfitri atau Lebaran.
Meski hukum menjalankan puasa Syawal itu adalah sunah, tetapi puasa Syawal ini memiliki keutamaan tersendiri selain dari faktor kesehatan, tentunya memperoleh pahala. Dalam sebuah hadist menyatakan bagi siapa saja yang melaksanakan puasa Syawal mendapat pahala puasa selama setahun penuh setelah puasa Ramadhan.
"Imbalan pahala yang diberikan Tuhan dahsyat sekali. Semoga upaya kita merawat kedisiplinan yang baik ini sampai pada Ramadan berikutnya," kata dia.
Puasa Syawal juga seolah menjadi pengingat agar umat Islam selalu waspada dan tidak berlebihan dalam hal makanan dan minuman, setelah merayakan Idulfitri. Maka dari itu, puasa Syawal juga melatih diri konsisten dalam kedisiplinan diri.
"Ini momentum untuk tetap melanjutkan kedisiplinan. Puasa Syawal juga dapat menjadi momen untuk latihan puasa Senin-Kamis. Bisa juga diterapkan untuk memulai puasa berselang (intermitten fasting) dalam Islam disebut puasa Daud atau bahasa asingnya puasa 101," katanya.
Ia pun membagikan tips bagi mereka yang akan melaksanakan puasa Syawal. Jika mereka yang bertubuh kurus dan ingin melaksanakan puasa Syawal maka perlu diperhatikan dengan baik agar makan malam, makan sahur, serta berbuka dengan jumlah yang cukup dan dapat mencadangkan energi dan gizi.
"Upayakan bisa meningkatkan berat badan dengan otot yang proporsional," katanya.
Sementara bagi yang gemuk, selain mencari pahala, momentum puasa Syawal bisa dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan, tentunya dengan asupan gizi yang diatur.
Bagi yang gemuk disarankan sahurnya sedikit saja, bisa seperempat atau setengah dari sarapan biasanya. Jika perlu hanya makan kurma dengan satu snack dan buah berserat disertai dua gelas minum sudah memadai.
"Pada saat siang hari tubuh mengalami kondisi kurang energi, maka cadangan glikogen dan lemak kita mulai digunakan oleh tubuh. Bila ini terjadi berkali-kali maka lemak tubuh berkurang dan tubuh menjadi ramping," kata dia.
Sementara untuk orang dengan penyakit tertentu, ibu hamil dan ibu menyusui agar memperhatikan kondisi tubuhnya jika ingin melakukan puasa Syawal.
"Lagi-lagi kalau sakit harus konsultasi kepada dokter. Begitu juga dengan ibu hamil dan menyusui, perlu introspeksi diri apakah kehamilannya sehat atau tidak, ibunya mengalami kurang gizi yang kronik apa tidak, jadi jangan memaksakan diri," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pejalan Kaki Tewas Ditabrak Motor di Jalan Gejayan Jogja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pekerja PT SAK Kembali Datangi Bupati Kulonprogo untuk Tuntut Gaji
- BEI DIY Targetkan 5 Galeri Investasi Baru Tahun Ini
- Video Profil MAN 2 Yogyakarta Juara 1 Lomba Rakernas Kemenag
- Pemkab Gelontorkan Rp7,5 M untuk Perbaikan 4 Ruas Jalan di Gunungkidul
- Kementerian UMKM Targetkan Usaha Kecil Naik Kelas Lewat Holding UMKM
- BGN Jelaskan Alasan MBG Tak Beri Uang Tunai ke Orang Tua
- Roy Suryo Cs Walk Out, Komisi Reformasi Polri Beri Penjelasan
Advertisement
Advertisement




