Advertisement
Mutasi Covid-19 Merebak di Indonesia, Epidemolog: Setop dengan 3M!

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah saat ini tidak perlu terpaku pada jenis mutasi virus Corona yang telah terdeteksi masuk ke Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh epidemiolog dari FKM Universitas Indonesia Pandu Riono.
Menurutnya, akan selalu muncul mutan baru, karena kemampuan mutasi tak terkalahkan. Meskipun demikian, dia menyatakan mutasi Covid-19 tetap bisa dihentikan.
Advertisement
"Mutasi hanya bisa dihentikan, bila penularan dihentikan. Kita bisa setop penularan dengan 3M, batasi mobilitas, tes-lacak-isolasi dan vaksinasi [kelompok] yang berisiko," kata Pandu seperti dikutip dari akun Twitter-nya @drpriono1, Kamis (6/5/2021).
Sebelumnya, Pandu juga mengimbau pemerintah untuk tidak hanya terfokus mengejar kekebalan kelompok (herd immunity). Dia menilai pemerintah sebaiknya fokus menerapkan protokol kesehatan yaitu 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan).
Selain itu, pemerintah juga perlu membatasi mobilitas penduduk dan memprioritaskan vaksinasi pada kelompok yang paling berisiko, terutama para lansia.
Tak perlu terpaku pd jenis mutan-mutan, akan selalu muncul mutan baru, karena kemampuan mutasi tak terkalahkan. Mutasi hanya bisa dihentikan, bila penularan dihentikan. Kita bisa stop penularan dengan 3M, batasi mobilitas, Tes-Lacak-Isolasi & vaksinasi yg berisiko. @BudiGSadikin pic.twitter.com/D5t2MQSjWl
— Juru Wabah (@drpriono1) May 5, 2021
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyatakan beberapa mutasi virus Corona sudah masuk ke Indonesia, di antaranya B117 dari Inggris, B1617 dari India, dan B1351 dari Afrika Selatan.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi menyebut setidaknya ada 17 orang yang terlacak sudah terpapar mutasi virus tersebut.
Dari 17 kasus tersebut, ada yang sudah sembuh, ada yang masih dirawat, dan ada pula yang sudah meninggal dunia.
Nadia menjelaskan, Kemenkes melakukan Whole Genome Sequencing untuk menelusuri mutasi virus yang dilakukan di 3 area sebagai sampel pemeriksaan.
Pertama, untuk mendeteksi kemungkinan kasus impor sehingga sampel diambil dari pelaku perjalanan.
Kedua, untuk mendeteksi apakah kejadian yang terjadi di rumah sakit telah menimbulkan mutasi atau varian baru. Sehingga sampel yang diambil mewakili dari beberapa rumah sakit.
Terakhir, di masyarakat melalui sampel positif yang diambil di puskesmas atau kontak tracing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Waspada! OJK Sebut Modus Penipuan Keuangan Semakin Meningkat dan Variatif
- Rumah Budi Daya Ganja Empat Lantai di Thailand Terbakar, Warga Sekitar Tertawa Tanpa Alasan
- Polisi Tetapkan Nikita Mirzani Tersangka Kasus Pemerasan, Begini Kronologis Kasusnya
- KPK Diminta Ungkapkan Bukti Permulaan Perkara Gratifikasi Sekjen Hasto Kristiyanto
- Abaikan Permohonan Hasto, KPK Tegaskan Tetap Periksa 20 Februari 2025
Advertisement

Top Ten News Harianjogja.com: Diskon Tiket Pesawat dan Tarif Jalan Tol, Pelantikan Kepala Daerah hingga Demo Mahasiswa
Advertisement
Menyelami Hubungan Manusia dengan Alam lewat Lukisan, Garrya Bianti Hadirkan Pameran Back to Nature
Advertisement
Berita Populer
- Penahanan Wali Kota Semarang, Pemkot Pastikan Pelayanan Pemerintahan Berjalan Normal
- Pelantikan Bupati dan Gubernur 2025: 2.800 Personel Gabungan Lakukan Pengamanan
- Profil Hevearita Wali Kota Semarang Ditahan KPK Terkait Korupsi
- Bupati dan Gubernur Terpilih Tiba di Istana Kepresidenan untuk Jalani Pelantikan
- Hasto Penuhi Panggilan KPK, Diperiksa sebagai Tersangka
- Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Banda Aceh Pagi Ini
- Lantik 961 Kepala Daerah dan Wakilnya, Presiden Prabowo: Ini Momentum Bersejarah
Advertisement
Advertisement