Advertisement
Badai Matahari Berkecepatan 1,8 Juta Km per Jam Hantam Bumi
Gambar lubang korona 13 Maret 2019. - Instagram @lapan_ri
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Peneliti antariksa menyebut sebuah lubang di wilayah ekuator atmosfer Matahari muncul. Lubang itu memuntahkan partikel Matahari dengan kecepatan 500 kilometer per detik atau 1,8 juta kilometer (km) per jam yang berada di jalur langsung mengarah ke Bumi.
Aliran tersebut menghantam Bumi pada 2 Mei dan dapat memengaruhi teknologi satelit Bumi. Ini telah dikategorikan sebagai badai kelas G1 yang dapat menyebabkan fluktuasi jaringan listrik dan berdampak kecil pada operasi satelit.
Advertisement
Dilansir dari Express UK, Selasa (4/5) Astronom Tony Phillips mengatakan badai geomagnetik kelas G1 kecil itu terjadi pada 2 Mei, ketika aliran angin matahari diperkirakan menghantam medan magnet Bumi.
"Bahan gas tersebut mengalir lebih cepat dari 500 kilometer per detik dari lubang ekuator di atmosfer matahari," tulisnya di situs Space Weather.
Sementara badai matahari ini sebagian besar tidak signifikan, beberapa ahli telah memperingatkan badai matahari besar hanyalah masalah waktu kapan datangnya saja.
Seringkali, Matahari melepaskan suar yang pada gilirannya meledakkan energi ke luar angkasa. Beberapa dari semburan matahari ini dapat menghantam Bumi, tapi sebagian besarnya tidak berbahaya bagi planet.
Namun, matahari juga dapat melepaskan semburan api yang sangat kuat hingga dapat melumpuhkan teknologi di Bumi. Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa ada siklus tertentu ketika matahari menyemburkan luapan besar.
Dinyatakan bahwa Matahari rata-rata melepaskan semburan matahari ekstrem setiap 25 tahun, dengan yang terakhir menghantam Bumi tercatat terjadi pada tahun 1989 yang menyebabkan pemadaman listrik di Kanada.
Selain itu, badai matahari hebat dapat merusak sistem satelit karena pemboman partikel matahari dapat memperluas magnetosfer bumi, sehingga mempersulit sinyal satelit untuk menembus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Sumber Air Minum dari Sumur Bor, BPKN Bakal Klarifikasi Aqua
- Jawa Tengah Bakal Memiliki KRL, Ini Bocoran Rutenya yang Dilalui
- Rahasia Menggandakan Kekayaan Ala Jeff Bezos
- Donald Trump Jadi Saksi Penandatanganan Damai Thailand dan Kamboja
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
Advertisement
Bayi Dalam Kardus di Ngemplak, Ini Isi Pesan Tertulis dari Orangtua
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Angkot Gratis Jempol Permudah Akses Sekolah Pelajar Magelang
- Prabowo Hadiri KTT ASEAN dan Siapkan Agenda APEC di Korsel
- Mendagri dan Menkeu Satu Suara, Dana Daerah Harus Segera Dibelanjakan
- Tim Gabungan Dikerahkan Tangani Banjir Semarang-Demak
- Pertamina Diminta Jadikan SPBU Lebih Nyaman dan Ramah Konsumen
- Mandi Terlalu Sering Bisa Rusak Lapisan Pelindung Kulit
- Harga Kopi Dunia Melonjak, Kekeringan di Brasil Tekan Pasokan Global
Advertisement
Advertisement



