Advertisement
Badai Matahari Berkecepatan 1,8 Juta Km per Jam Hantam Bumi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Peneliti antariksa menyebut sebuah lubang di wilayah ekuator atmosfer Matahari muncul. Lubang itu memuntahkan partikel Matahari dengan kecepatan 500 kilometer per detik atau 1,8 juta kilometer (km) per jam yang berada di jalur langsung mengarah ke Bumi.
Aliran tersebut menghantam Bumi pada 2 Mei dan dapat memengaruhi teknologi satelit Bumi. Ini telah dikategorikan sebagai badai kelas G1 yang dapat menyebabkan fluktuasi jaringan listrik dan berdampak kecil pada operasi satelit.
Advertisement
Dilansir dari Express UK, Selasa (4/5) Astronom Tony Phillips mengatakan badai geomagnetik kelas G1 kecil itu terjadi pada 2 Mei, ketika aliran angin matahari diperkirakan menghantam medan magnet Bumi.
"Bahan gas tersebut mengalir lebih cepat dari 500 kilometer per detik dari lubang ekuator di atmosfer matahari," tulisnya di situs Space Weather.
Sementara badai matahari ini sebagian besar tidak signifikan, beberapa ahli telah memperingatkan badai matahari besar hanyalah masalah waktu kapan datangnya saja.
Seringkali, Matahari melepaskan suar yang pada gilirannya meledakkan energi ke luar angkasa. Beberapa dari semburan matahari ini dapat menghantam Bumi, tapi sebagian besarnya tidak berbahaya bagi planet.
Namun, matahari juga dapat melepaskan semburan api yang sangat kuat hingga dapat melumpuhkan teknologi di Bumi. Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa ada siklus tertentu ketika matahari menyemburkan luapan besar.
Dinyatakan bahwa Matahari rata-rata melepaskan semburan matahari ekstrem setiap 25 tahun, dengan yang terakhir menghantam Bumi tercatat terjadi pada tahun 1989 yang menyebabkan pemadaman listrik di Kanada.
Selain itu, badai matahari hebat dapat merusak sistem satelit karena pemboman partikel matahari dapat memperluas magnetosfer bumi, sehingga mempersulit sinyal satelit untuk menembus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement