Advertisement

Budi Waseso Sebut TNI, Polri, ASN dapat Tunjangan Beras di Bawah Harga Pasaran

Iim Fathimah Timorria
Senin, 29 Maret 2021 - 21:47 WIB
Sunartono
Budi Waseso Sebut TNI, Polri, ASN dapat Tunjangan Beras di Bawah Harga Pasaran Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis - Nurul Hidayat

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Perum Bulog mencatat anggota TNI, Polri, dan ASN rata-rata menerima tunjangan beras dengan nilai rata-rata Rp7.400 per kilogram. Padahal harga standar beras yang dikonsumsi adalah Rp12.000 per kilogram.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menilai para anggota TNI, Polri, dan ASN dirugikan karena mendapat tunjangan yang lebih rendah dari harga pasaran.

Advertisement

Kerugian ini menurut Budi bisa diminimalisir jika pemerintah menambah besaran tunjangan dan memberi ruang bagi Bulog untuk menjadi pemasok bagi anggota TNI, Polri, dan ASN. Dia menyebutkan Bulog tetap bisa menyalurkan beras dengan kriteria dan kualitas sesuai ketentuan dengan harga di bawah pasaran.

BACA JUGA : Tunjangan Pangan untuk TNI Polri Akan Diubah Menjadi Beras

“Saya berharap dibantu oleh Menkeu dengan tambahan tunjangan untuk membeli beras. Saat ini besaran tunjangan masih di bawah keputusan menteri di mana harga beras dipatok Rp10.769 per kilogram. Kalau tunjangan ditambah sekitar Rp2.000, maka TNI, Polri, dan ASN bisa kita pasok sesuai dengan kualitas dan harga,” kata dalam konferensi pers, Senin (29/3/2021),

Selain itu, hal tersebut dapat menjadi solusi macetnya kanal penyaluran stok cadangan beras pemerintah (CBP). Potensi penyaluran ke kelompok tersebut bisa mencapai 1,4 juta ton dalam setahun.

Budi mengatakan usulan kanal penyaluran ini masih di tahap pembicaraan dan diharapkan bisa menjadi pendorong serapan beras yang lebih besar.

"Ini harapan kita. Sejauh ini belum ada keputusan soal hilir beras Bulog. Perlu ada keputusan pemerintah,” kata Budi.

BACA JUGA : 204.334 Keluarga di Jogja Bakal Dapat Bansos Beras 15Kg 

Dia mengatakan hambatan terbesar dari penyerapan Bulog adalah ketidakpastian outlet yang berefek pada beban pengelolaan dan potensi penurunan mutu beras.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menginstruksikan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menyiapkan anggaran demi menjaga proses penyerapan oleh Bulog.

Di sisi lain, Presiden mengakui pula bahwa Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Thailand dan Vietnam sebagai langkah antisipasi pasokan beras di tengah ketidakpastian pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dapat Bantuan Dana Rp14 Miliar, Ini Ruas Jalan yang Akan Diperbaiki Pemkab Gunungkidul

Gunungkidul
| Kamis, 25 April 2024, 17:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement