Advertisement
Sri Mulyani: Belanja Negara Awal Tahun Sudah Tembus Rp266,7 Triliun

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pemerintah menilai perekononomian terus memperlihatkan perbaikan setelah terperosok ke dalam jurang resesi pada tahun lalu.
Adapun, kontraksi terdalam ekonomi Indonesia sudah terlewati, yaitu pada kuartal II/2020. Meski sepanjang 2020 produk domestik bruto minus 2,07 persen, pemerintah mengklaim arah perbaikan sudah sesuai jalur.
Advertisement
Ini terbukti pertumbuhan secara tiga bulanan terus tumbuh dari kuartal II/2020 yang minus 5,32 persen, periode berikutnya naik. Pada kuartal III/2020 minus 3,49 persen dan kuartal IV/2020 minus 2,19 persen.
“Kita juga melihat pertumbuhan ekonomi kita yang mulai pulih masih perlu didorong terutama pada kuartal I/2021 ini,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021).
Sri menjelaskan bahwa APBN bekerja sangat keras demi menjaga ekonomi yang tengah lesu dihantam Covid-19. Dalam dua bulan saja, belanja yang dikeluarkan sebesar Rp266,7 triliun.
“Ini 9,7 persen dari total alokasi yang akan kita belanja atau tumbuh 11,7 persen [dibandingkan tahun lalu]. Jadi dalam hal ini APBN kita bekerja luar biasa dini,” jelasnya.
Belanja pemerintah pusat, papar Sri, telah terealisasi Rp169,7 triliun atau tumbuh 10,9 persen. Sedangkan transfer ke daerah dan dana desa Rp97 triliun atau naik 112,2 persen.
“Ini tujuannya adalah untuk bisa mendorong terus dari sisi belanja pemerintah. Di sisi lain pemerintah menggunakan instrumen APBN untuk mendorong konsumsi masyarakat dan memulihkan dunia usaha,” ucapnya.
Oleh karena itu, anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 terus meningkat dan hasil realokasi terbaru sebesar Rp699,43 triliun. Angka ini naik 21 persen dari realisasi sementara tahun 2020 sebesar Rp579,78 triliun.
Dilihat dari alokasinya, untuk kesehatan naik dari Rp63,51 triliun pada realisasi sementara jadi Rp176,30 triliun. Program prioritas naik dari Rp66,59 triliun jadi Rp122,44 triliun.
Dukungan UMKM dan korporasi dari Rp173,17 triliun jadi Rp184,83 triliun. Insentif usaha dari Rp56,12 triliun jadi Rp58,46 triliun. Hanya perlindungan sosial yang turun, yaitu dari Rp220,39 triliun jadi Rp157,41 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 WNI Ditangkap Polisi di Jepang Karena Dituding Merampok Rumah
- Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah untuk SD dan SMP Tahun Ini Lebih Lama
- Pengelolaan Sampah di Pasar Tradisional Bakal Diperketat oleh Kementerian Lingkungan Hidup
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Innalillahi, Direktur Rumah Sakit Indonesia Gugur Bersama Keluarganya Akibat Serangan Israel di Jalur Gaza
- Fakta Uang Tunai Rp2,8 Milliar dan Pistol Baretta di Rumah Topan Ginting, Anak Buah Bobby Nasution
- Tenggelam di Selat Bali, Ini Daftar Penumpang Kapal Tunu Pratama Jaya
- Hasil Kunjungan Presiden Prabowo: Indonesia dan Arab Saudi Sepakati Investasi Senilai Rp437 Triliun
- Presiden Prabowo Tunaikan Ibadah Umrah Saat Kunjungan ke Arab Saudi, Cium Hajar Aswad
- KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali: 4 Penumpang DItemukan Meninggal Dunia, 38 Orang Hilang
Advertisement
Advertisement