Advertisement
Vaksin Covid-19 Buatan Johnson & Johnson Diklaim Efektif 66 Persen

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Vaksin virus corona buatan Johnson dan Johnson diklaim 85 persen efektif mencegah Covid-19 kondisi parah dan 66 persen efektif mencegah penyakit sedang hingga parah secara global, demikian perusahaan mengumumkan dilansir dari Livescience.
Dalam uji klinis fase 3 besar yang dilakukan di delapan negara dan melibatkan lebih dari 43.700 peserta, vaksin Johnson dan Johnson terbukti 100% efektif melawan Covid-19 rawat inap dan kematian setelah 28 hari, menurut sebuah pernyataan.
Advertisement
BACA JUGA : Terima 9.600 Dosis, Kota Jogja Genjot Vaksinasi Covid-19
Artinya, dalam 28 hari setelah vaksinasi, tidak ada satupun peserta yang divaksinasi yang terinfeksi COVID-19 dirawat di rumah sakit atau meninggal dunia.
Tetapi tingkat perlindungan terhadap penyakit sedang hingga berat bervariasi menurut negara. Di A.S., vaksin tersebut 72% efektif dalam mencegah penyakit sedang hingga parah; di Amerika Latin, itu 66% efektif; dan di Afrika Selatan di mana terdapat varian vaksin ini 57% efektif.
Vaksin Johnson dan Johnson dianggap bisa jadi "pengubah permainan," karena hanya diperlukan satu suntikan dan dapat disimpan selama berbulan-bulan pada suhu lemari es, demikian kata Dr. Jonathan Temte, seorang ahli vaksin di Universitas Wisconsin School of Medicine and Public Health.
BACA JUGA : Vaksin Tiba di Kulonprogo, Pencanangan Dilakukan Jumat
Vaksin Johnson dan Johnson dapat didistribusikan dan disimpan seperti vaksin standar, tetap stabil setidaknya selama tiga bulan pada suhu 36 hingga 46 derajat Fahrenheit (2 hingga 8 derajat Celcius).
"Kembali pada bulan Juli dan Agustus, saya berharap kami akan melihat vaksin yang 60 persen efektif dalam pikiran saya, itu akan bagus," kata Temte.
Vaksin Johnson dan Johnson adalah vaksin berbasis adenovirus seperti vaksin virus corona yang dikembangkan oleh University of Oxford dan AstraZeneca (disetujui di Inggris); Ia menggunakan adenovirus untuk mengirimkan kode genetik untuk protein lonjakan virus korona guna memacu respons kekebalan dalam tubuh.
Johnson dan Johnson menemukan bahwa vaksin mereka mulai melindungi orang dari penyakit parah setelah 14 hari, dan meningkat dalam perlindungan seiring berjalannya waktu. Sekelompok ahli independen yang dikenal sebagai Data and Safety Monitoring Board (DSMB) menemukan bahwa vaksin itu "secara umum dapat ditoleransi dengan baik," dan mereka tidak menemukan masalah keamanan yang signifikan, menurut pernyataan itu.
BACA JUGA : Mantap! Lebih dari Separuh Nakes Terdaftar di Jogja Sudah Disuntik Vaksin Covid-19
Johnson dan Johnson berencana untuk mengajukan otorisasi penggunaan darurat dengan Food and Drug Administration (FDA) pada awal Februari. Persetujuan itu mungkin datang pada akhir Februari.
.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
Advertisement
Advertisement