Advertisement
Tim WHO Mulai Investigasi Asal-usul Virus Corona di Wuhan
Suasana Kota Wuhan setelah lockdown dibuka. - Reuters
Advertisement
Harianjogja.com, BEIJING - Tim investigasi bentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan segera bekerja mengurai asal-usul virus Corona.
Tim tersebut sudah selesai menjalani periode karantina 14 hari sejak tiba di China. Penelitian awal akan dilakukan di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei, tempat di mana kasus Covid-19 pertama kali dilaporkan pada Desember 2019.
Advertisement
"Tim ahli WHO telah menyelesaikan masa karantina mereka di Wuhan. Selanjutnya mereka akan menggelar seminar, melakukan kunjungan, penyelidikan, dan aktivitas lainnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, dilansir Anadolu Agency.
Baca juga: Warga Jogja! Begini Cara Pantau Ketersediaan Bed RS untuk Pasien Covid-19
"Fase baru, prioritas baru. Mudah-mudahan kita bisa segera menghirup udara segar," cuit Marion Koopmans, salah satu dari 13 anggota tim ahli.
Sejak Desember 2019, China telah melaporkan 89.326 kasus Covid-19 termasuk 4.636 kematian.
Pada Rabu, negara tersebut melaporkan 54 kasus baru, 41 di antaranya adalah kasus lokal, yang sebagian besar dilaporkan dari Provinsi Heilongjiang dan Jilin.
Sebelumnya diberitakan, WHO mewaspadai mutasi virus Corona yang saat ini terjadi. Namun mutasi tidak akan membuat manusia kalah dari virus.
Baca juga: Kampung-Kampung di Jogja Bergerak Membangun Selter untuk Pasien Covid-19
"Kita sedang berjuang dalam hidup. Kita harus memastikan untuk tidak berkelahi satu sama lain, bahwa kita sedang melawan virus termasuk variannya. Kita bisa menaklukkan virus ini," ujar Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19.
Dalam perebutan dosis vaksin secara global, negara-negara yang lebih kaya terus maju dengan memberikan imunisasi kepada para lansia dan staf medis sementara negara-negara yang lebih miskin masih menunggu antrean.
"Jika kita mencapai situasi di negara maju di mana orang-orang yang sangat sehat divaksinasi dan para pekerja garis depan serta orang-orang yang rentan di negara miskin tidak, itu sama sekali tidak adil," kata Michael Ryan, direktur keadaan darurat WHO.
"Mari kita berbagi sekarang, untuk memastikan bahwa mereka yang paling berisiko, yang paling berani segera mendapat perlindungan (dengan vaksin)," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KAI Selenggarakan Mudik Motor Gratis Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
- Polsek Koja Amankan Tiga Pengamen Pocong yang Resahkan Warga
- Shell Hentikan Pembangunan Pabrik Biofuel Rotterdam Gara-gara Ekonomi
- Profil Ratu Maxima yang Sedang Berkunjung ke Indonesia
- Bom Bunuh Diri Guncang Markas Pasukan Pakistan, 3 Tewas
Advertisement
Operasi Zebra Progo 2025: ETLE Naik, Tilang Manual Turun
Advertisement
Haenyeo Jeju Jadi Daya Tarik Wisata Dunia, Kini Krisis Regenerasi
Advertisement
Berita Populer
- AI Ungguli Radiolog dalam Deteksi Dini Kanker Pankreas
- Semua MSI Claw Kini Mendukung Microsoft Xbox Full Screen Experience
- UMK Bantul 2026 Siap Pakai Formula KHL, Tunggu Aturan Pusat
- Cloudflare Dihukum Bayar Rp52,5 Miliar ke Penerbit Manga Jepang
- Angka Kecelakaan di DIY Turun 7 Persen Selama Operasi Zebra Progo 2025
- Pantai Baru Disorot, Tikar Pedagang Dinilai Ganggu Ruang Publik
- Real Madrid Jual Saham Minoritas untuk Lindungi Kendali Socios
Advertisement
Advertisement



