Advertisement
Sistem Planet Berusia 10 Miliar Tahun Ditemukan
Tata Surya - Reuters
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Para peneliti dan astronom yang menggunakan satelit NASA menemukan sistem bintang multi-planet berusia 10 miliar tahun jauh di dalam galaksi Bima Sakti. Ini bisa menjadi salah satu sistem planet tertua di galaksi.
Sebuah bintang 280 tahun cahaya dari Bumi yang disebut TOI-561 adalah salah satu bintang tertua di Bima Sakti. Bintang itu terbentuk 10 miliar tahun yang lalu dan memiliki massa yang kira-kira setara dengan 80 persen Matahari.
Advertisement
Dilansir dari Express UK, Jumat (15/1) para astronom yang menggunakan Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA menemukan bahwa bintang tua tersebut memiliki tiga planet yang mengorbitnya.
TESS mampu mempelajari massa, ukuran, kepadatan, dan orbit dari sejumlah besar planet kecil, termasuk sampel planet berbatu di zona layak huni bintang induknya. Satelit bekerja dengan mencari tanda penurunan kecerahan yang berpotensi menunjukkan transit planet.
Dengan mempelajari bintang menggunakan TESS, para peneliti dapat menemukan tiga planet yang mengorbit bintang itu. Salah satu planet tersebut adalah super-earth atau dunia berbatu besar yang memiliki fitur serupa dengan planet Bumi.
Bagaimana puun, super-earth sangat dekat dengan bintang sehingga hanya membutuhkan 0,44 hari Bumi untuk menyelesaikan orbitnya. Pada tingkat itu, akan ada lebih dari dua tahun di super-earth yang disebut TOI-561b, untuk satu hari biasa di Bumi.
Stephen Kane, rekan penulis studi dan ahli astrofisika planet di University of California mengatakan untuk setiap hari waktu Bumi, planet tersebut mengorbit bintangnya dua kali. Sebagian alasan orbit pendek adalah kedekatan planet dengan bintangnya yang juga menciptakan panas luar biasa.
“Perkiraan suhu permukaan rerata lebih dari 1.727 derajat Celcius, terlalu panas untuk menampung kehidupan seperti yang kita kenal sekarang,” katanya.
TOI-561b berukuran 3,2 kali ukuran Bumi tetapi memiliki massa serupa yang menunjukkan komposisinya yang berbatu. Kane melanjutkan bahwa mereka menghitung kepadatannya agar sama dengan planet Bumi dan menemukan bahwa kepadatannya lebih tinggi, yang menunjukkan planet itu sangat tua.
Lauren Weiss, peneliti postdoctoral dari University of Hawaii menambahkan bahwa TOI-561b adalah salah satu planet berbatu tertua yang pernah ditemukan. Keberadaannya menunjukkan bahwa alam semesta telah membentuk planet berbatu hampir sejak pembentukannya 14 miliar tahun yang lalu.
“Bintang di wilayah ini secara kimiawi berbeda, dengan lebih sedikit unsur berat seperti besi atau magnesium yang terkait dengan pembentukan planet,” katanya. Namun, bintang itu sangat terang memungkinkan astronom melihat super-earth serta planet yang lebih kecil.
Dalam makalahnya, para peneliti mengatakan berkat bintang induk yang terang, sistem multiplanet ini dapat menerima tindak lanjut atmosfer dengan teleskop ruang angkasa. TOI-561b diharapkan menjadi target gerhana sementara TOI-651c dan TOI561d menjanjikan target untuk spektroskopi transmisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Rumah Tua di Kawasan Pecinan Semarang Kubur 5 Panghuninya, 1 Orang MD
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
Advertisement
Kecelakaan Beruntun, Mahasiswa Meninggal Dunia di Jalan Imogiri Barat
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Gaya Koboi Menkeu Purbaya Mulai Disoroti Banyak Pihak
- Pemkot Jogja Masih Tunggu Juknis Penetapan UMK
- Mendikdasmen Bakal Kaji Pengajaran Bahasa Portugis di Sekolah
- Terjun di Jembatan Drojo Sragen, Jasad Pemuda Ditemukan di Ngawi
- Amerika Serikat Shutdown, Hampir 3.700 Penerbangan Terganggu
- Pembangunan Drainanse di Alun-Alun Wonosari Bisa Selesai Lebih Cepat
Advertisement
Advertisement



