Advertisement
Tahu Tempe Makin Mahal, Pemerintah Enggan Intervensi
Perajin memproduksi tahu di salah satu pabrik tahu tradisional di Banda Aceh, Aceh, Kamis (1/10/2020). - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan tidak akan mengintervensi harga kedelai impor yang dalam sebulan terakhir memperlihatkan kenaikan. Akibatnya, pergerakan harga tahu tempe akan berkembang sesuai kondisi pasar.
Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto menjelaskan bahwa intervensi harga tidak dilakukan karena bisa memicu kelangkaan pasokan. Hal ini setidaknya pernah terjadi pada 2013 sampai 2015 ketika tata niaga komoditas tersebut diatur.
Advertisement
“Ketika 2013 sampai 2015 tata niaga pernah diatur, hanya importir dengan izin saja yang bisa mengimpor. Namun efeknya adalah monopoli pasokan karena hanya segelintir pemain yang memegang izin. Saat itu gejolak harga kedelai selalu terjadi,” kata Suhanto saat dihubungi, Senin (4/1/2021).
Pemerintah pun memutuskan untuk tak lagi mengatur tata niaga kedelai sejak 2015. Suhanto mengatakan importasi kedelai untuk kebutuhan pangan dan pakan kini dibebaskan dan dikenai bea masuk 0 persen.
Kenaikan harga kedelai impor, yang menyumbang 70 persen pemenuhan kebutuhan di dalam negeri, disebut Suhanto tidak bisa dihindari karena dipengaruhi kondisi produksi dan permintaan global. China sebagai importir kedelai terbesar dunia dilaporkan meningkatkan volume impornya pada Desember, dari rata-rata 15 juta ton per bulan menjadi 30 juta ton.
Pengiriman yang berpusat ke China ini diperburuk dengan masalah logistik. Kontainer di titik-titik pengiriman seperti Los Angeles, Long Beach, dan Savannah dilaporkan berkurang sehingga memengaruhi pengiriman ke negara importir lain seperti Indonesia.
“Dari negara produsen lainnya seperti Brasil pun demikian. Harga juga mengalami kenaikan,” sambungnya.
Meski kenaikan harga kedelai impor ini tidak bisa dihindari, Suhanto memastikan bahwa produsen tahu dan tempe lokal tetap akan berproduksi. Aktivitas produksi ini, akan diikuti dengan penyesuaian harga.
“Kami sudah minta kepada para kelompok produsen untuk menaikkan harga dalam skala wajar. Mereka sudah komitmen tetap produksi mulai hari ini. Namun karena butuh proses fermentasi, perkiraannya pasokan normal di pasaran dalam 3 sampai 4 hari ke depan,” jelasnya.
Kenaikan harga kedelai impor berkisar di angka 3,33-5,56 persen pada Desember 2020 dibandingkan dengan November 2020. Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gapoktindo) menyebutkan bahwa harga mengalami kenaikan dari Rp9.000 per kilogram menjadi Rp9.300 sampai Rp9.500 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Hasto Dorong Sekolah Lansia Ringankan Beban Generasi Sandwich
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- PKS Bantul Intensifkan Rekrutmen Kader Muda Jelang 2029
- Lengkap, ini Jalur Trans Jogja Melewati Sleman dan Bantul
- Top Ten News Harianjogja.com Senin 15 Desember 2025
- Harga Emas UBS dan Galeri24 Stabil Hari Ini, 15 Desember
- Real Madrid Taklukkan Alaves 2-1, Kembali ke Jalur Kemenangan di Liga
- John Cena Pensiun Usai Kalah dari Gunther di WWE
- Pelatihan Pabrik Saemaul Undong 2025 Tunjukkan Relevansi Nilai Saemaul
Advertisement
Advertisement




