Advertisement

Memprihatinkan! 504 Tenaga Medis Wafat Akibat Virus Corona, Desember Paling Tinggi

Iim Fathimah Timorria
Sabtu, 02 Januari 2021 - 18:27 WIB
Bhekti Suryani
Memprihatinkan! 504 Tenaga Medis Wafat Akibat Virus Corona, Desember Paling Tinggi Warga melihat liang kubur yang telah disiapkan untuk pemakaman korban kebakaran pabrik korek api gas (mancis) di perkuburan muslim, Desa Sambirejo, Langkat, Sumatera Utara, Minggu (23/6/2019). - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -- Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan pembaruan data kematian tenaga medis akibat Covid-19. Sejak Maret sampai akhir Desember 2020, sebanyak 504 tenaga medis wafat terinfeksi Covid-19.

Tim Mitigasi IDI mencatat angka kematian selama Desember mencetak rekor tertinggi dengan jumlah 52 kematian. Dari total 504 petugas medis dan kesehatan yang gugur, 237 di antaranya adalah dokter, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga laboratorium medik.

Advertisement

“Peningkatan angka kematian tenaga medis dan kesehatan merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini. Desember 2020 merupakan bulan dengan angka kematian tenaga medis dan kesehatan tertinggi selama pandemi berlangsung,” kata Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi laporan resminya, Sabtu (2/1/2021).

Terdapat 11 provinsi dengan kematian tenaga medis dan kesehatan tertinggi mencakup Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Banten, Bali, Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Timur, DI Yogyakarta. Sementara itu, profesi tenaga medis dengan kematian tertinggi adalah dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesial kandungan, dokter spesialis anak, dan dokter gigi.

“Kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di seluruh dunia. Angka kematian ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi,” sambungnya.

Meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin yang akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia secara bertahap, Adib mengatakan keberadaan vaksin bukanlah obat untuk Covid-19 dan merupakan upaya preventif.

Dia pun menyoroti rasio positif Covid-19 yang angka 29,4 persen. Situasi dia sebut akan bisa menjadi semakin tidak terkendali jika masyarakat tidak membantu dengan meningkatkan kepatuhan terhadap Protokol Kesehatan 3M.

“Kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan APD bagi para tenaga medis dan kesehatan, serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga

Gunungkidul
| Jum'at, 26 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement