Advertisement
Joe Biden Tidak Wajibkan Vaksin Covid-19 di AS

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan warga negara Paman Sam tidak akan dipaksa untuk mendapatkan vaksin virus Corona.
Pernyataan itu disampaikan sesaat setelah Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) untuk pertama kalinya mendesak warga AS penggunaan masker secara luas di dalam ruangan, kecuali ketika berada di rumah mereka sendiri.
Advertisement
CDC mengatakan AS telah memasuki fase penularan virus tingkat tinggi. Pada Jumat (4/12/2020), AS mencatat lebih dari 2.500 kematian dan hampir 225.000 kasus baru.
AS telah mengkonfirmasi 14,3 juta kasus dan lebih dari 278.000 kematian. Saat berbicara di Wilmington, Delaware, presiden terpilih itu mengatakan tidak perlu mewajibkan vaksin virus corona.
"Saya akan melakukan segala daya saya sebagai presiden untuk mendorong rakyat melakukan hal yang benar dan ketika mereka melakukannya, tunjukkan bahwa itu penting," kata Biden, seperti dikutip melalui BBC, Sabtu (5/12/2020).
Pusat Penelitian Pew mengatakan hanya 60 persen orang Amerika saat ini yang siap untuk menerima vaksin virus corona, naik dari 51 persen yang mengatakan hal yang sama pada September.
Pada hari Kamis (3/12/2020), Biden mengatakan kepada CNN bahwa dia akan dengan senang hati untuk disuntik vaksin di depan umum guna menghilangkan kekhawatiran potensial tentang keamanannya.
Tiga mantan presiden AS yakni Barack Obama, George W Bush dan Bill Clinton juga mengatakan mereka siap untuk disuntik di depan umum.
Biden juga mengulangi seruannya agar orang Amerika memakai masker selama 100 hari ke depan, tindakan yang menurutnya dikombinasikan dengan distribusi vaksin akan menurunkan angka risiko kematian.
Sekitar setengah dari kasus baru adalah hasil penularan dari orang yang terinfeksi namun tidak memiliki gejala apa pun, kata CDC.
CDC menerangkan bahwa pemakaian masker, menjaga jarak secara fisik dan menghindari kegiatan dalam ruangan yang tidak penting dan ruang luar yang padat adalah bagian dari pendekatan "multi-cabang" yang diperlukan untuk menyelamatkan lebih banyak masyarakat hingga vaksin tersedia secara luas dan kehidupan normal dapat dilanjutkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Selasa 16 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
- Hubungan Venezuela-AS Memanas, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement