Advertisement
Penembakan Mobil Bos Duniatex Berawal dari Sengketa Lahan & Utang Rp16 Miliar
 Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menunjukkan barang bukti dan tersangka kasus penembakan mobil bos Duniatex Group di Mapolresta Solo, Jumat (4/12/2020).  - Solopos/Ichsan Kholif Rahman.
                Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menunjukkan barang bukti dan tersangka kasus penembakan mobil bos Duniatex Group di Mapolresta Solo, Jumat (4/12/2020).  - Solopos/Ichsan Kholif Rahman.
            Advertisement
Harianjogja.com, SOLO – Kasus penembakan mobil Toyota Alphard milik bos Duniatex di Jl Monginsidi Solo, Rabu (2/12/2020) akhirnya menemukan titik terang. Motif pelaku bernama Lukas Jayadi melakukan penembakan menyasar mobil milik kakak iparnya diduga terkait urusan bisnis.
Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak saat rilis kasus di Mapolresta Solo, Jumat (4/12/2020), mengatakan dugaan motif penembakan mobil bos Duniatex itu karena LJ merasa kecewa dengan korban I yang merupakan kakak iparnya.
Advertisement
Kasus ini ternyata bermula dari persoalan tanah seluas 1 hektare. Persoalan itu berawal saat tersangka Lukas Jayadi, (LJ), 72, mengagunkan tanah seluas 10.000 meter persegi di kawasan Jaten, Karanganyar, 2008 lalu ke bank. Namun, tanah itu harus dilelang oleh bank karena LJ tidak bisa menyelesaikan urusannya dengan bank.
BACA JUGA : Pengusaha Tekstil di Solo Ditembak 8 Kali saat di Mobil
Tanah itu berstatus SHM atas nama LJ dan istrinya TW. Kemudian, LJ meminta istrinya TW untuk membujuk kakak kandungnya, I, mendaftar sebagai peserta lelang. Akhirnya, dalam lelang itu dimenangi I senilai Rp10 miliar.
Dengan demikian, hak atas tanah itu beralih menjadi atas nama korban. Pada 2016, tersangka penembakan mobil bos Duniatex itu kembali mengungkit permasalahan itu setelah LJ bertemu dengan salah seorang warga Korea yang hendak membayar tanah itu seharga Rp26 miliar.
LJ menganggap korban berutang kepadanya senilai Rp16 miliar. LJ meminta uang itu namun korban menolak memberikannya sehingga LJ merasa kecewa. Polisi menilai tindakan LJ masuk kategori percobaan pembunuhan berencana. Dia melakukan penembakan ke arah mobil korban sebanyak delapan kali menggunakan senjata api.
BACA JUGA : Mobil Alphard Milik Pengusaha di Solo
“Kasus ini masuk percobaan pembunuhan berencana dengan cara penembakan sebanyak delapan kali menggunakan senjata api merek Carl Walther kaliber 22. Saat itu korban berada dalam Mobil Toyota Alphard berwarna hitam berpelat nomor AD 8945 JP berisi istri tersangka dan sopir korban,” papar Kapolresta.
Ia menambahkan tersangka mencoba membunuh korban sehingga dijerat Pasal 340 KUHP jo Pasal 53 KUHP tentang Percobaan Pembunuhan. Kemudian Pasal 1 ayat (1) UU Darurat RI No 12/1951 tentang kepemilikan senjata api dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
 
    
        Kampung Nelayan Merah Putih di Pantai Baru Ditarget Rampung Akhir 2025
Advertisement
 
    
        Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak
Advertisement
Berita Populer
- Bulan Bahasa, MAN 3 Bantul Luncurkan 23 Buku Karya Siswa
- HP Meledak Saat Dicas, Rumah Warga Gunungkidul Hangus Terbakar
- Gubernur Ahmad Luthfi Luncurkan Rumah Rakyat di 3 Daerah
- QRIS Jadi Penyelamat Ekonomi Digital Indonesia di Masa Covid-19
- Paku Alam X: Pembinaan Atlet Perlu Manajemen Berbasis Data
- PLN Jateng DIY Amankan Listrik dan Beri Sembako untuk Korban Banjir
- Bupati Bantul Lantik Lima Pejabat Baru, Ini Pesannya
Advertisement
Advertisement





















 
            
