Advertisement
Viral Video Azan Diganti Ajakan Jihad, Muhammadiyah Minta Polisi Bertindak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Belakangan ini viral video ajakan jihad melalui azan dengan mengubah lafaz panggilan salat menjadi “hayya alal jihad” yang berarti marilah kita jihad.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti menegaskan dia belum menemukan hadis yang menjadi dasar azan tersebut. “Saya juga tidak tahu apa tujuan mengumandangkan azan dengan bacaan ‘hayya alal jihad’,” kata Mu’ti melalui keterangan tertulis, Rabu (2/12/2020).
Advertisement
BACA JUGA: Kampus Diharapkan Aktif Menyuarakan Kewaspadaan Paham Radikal Intoleran
Mu’ti juga meminta agar polisi dapat menyelidiki video azan tersebut agar tidak semakin beredar luas dan meresahkan masyarakat.
“Balitbang Kementerian Agama dapat segera meneliti,” kata Mu’ti.
“Ormas-ormas Islam perlu segera memberikan tuntunan kepada para anggota agar tetap teguh mengikuti ajaran agama Islam yang lurus.”
Dalam video tersebut, terlihat sejumlah orang seperti hendak menunaikan salat berjamaah. Seorang di antara mereka kemudian mengumandangkan azan. Namun, bacaan azan terdengar berbeda dengan azan pada umumnya ketika hendak sholat.
Pada bacaan "hayya alasshalat" yang artinya mari menunaikan salat, diganti dengan "hayya alal jihaad" yang artinya mari berjihad. Sejumlah orang yang berada di belakangnya kemudian menjawab secara kompak “hayya alal jihaad" sambil mengepalkan tangan ke atas.
BACA JUGA: Waduh, Empat Wilayah di Jatim Kembali Zona Merah Covid-19
Sebelumnya, Ketua Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan, dalam negara dan bangsa yang telah merdeka seperti Indonesia, jihad harus dimaknai sebagai upaya sungguh-sungguh dari segenap komponen bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional.
"Apa itu? Mewujudkan perdamaian dunia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memakmurkan ekonomi warga serta menciptakan tata kehidupan yang adil dan beradab," tuturnya, Senin (30/11/2020).
Oleh karena itu, kata Robikin, di tengah kehidupan yang plural seperti di Indonesia ini, semua orang harus memperkuat toleransi dan saling menghargai, baik sesama maupun antarpemeluk suatu agama, etnis, budaya, dan lainnya.
Dia meminta masyarakat agar tidak terpengaruh atas berbagai hasutan apalagi terprovokasi. "Agama jelas melarang keterpecah-belahan dan menyuruh kita bersatu dan mewujudkan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Kembali Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat, Sebanayk 2.339 Unit
- Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
- Kemenag Imbau Masyarakat Cek Arah Kiblat Secara Mandiri pada 15-16 Juli 2025
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement

Wakil Bupati Bantul Apresiasi Turnamen Liga Nyeker Mandingan, Isi Liburan Sekolah
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Laporan Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
- Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
- Wacana Pemberangkatan Jemaah Haji Menggunakan Kapal Laut Ditolak BP Haji
- Penerima Bansos Bermain Judol, Cak Imin Tegaskan Akan Ada Sanksi Tegas
- Kecelakaan KMP Tunu Pratama, Nelayan Temukan Satu Jenazah Diduga Penumpang
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
Advertisement
Advertisement