Advertisement
Sempat Akui Kemenangan Biden, Trump Meralat Pernyataannya
Presiden Donald Trump saat hendak terbang bersama Air Force One meninggalkan Florida untuk berkampanye di North Carolina, Pennsylvania, Michigan dan Wisconsin, di Bandara Internasional Miami International, Florida, AS, 2 November 2020. - Antara/Reuters\\r\\n
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui untuk pertama kalinya bahwa Joe Biden memenangkan pemilu pada 3 November lalu, namun kemudian mengatakan "tidak mengakui apa-apa" dan mengklaim terjadi kecurangan pemilu yang meluas.
Biden mengalahkan Trump dengan memenangkan suara di sejumlah negara bagian yang dimenangkan oleh petahana Partai Republik pada tahun 2016.
Advertisement
BACA JUGA : Joe Biden Jadi Presiden, Trump Belum Akui Kemenangan
Mantan wakil presiden dari Partai Demokrat itu juga memenangkan suara populer nasional dengan lebih dari 5,5 juta suara, atau 3,6 poin persen. Akan tetapi, dalam cuitannya di akun Twitter, Trump membuat pernyataan yang saling bertentangan.
"Dia menang karena pemilu dicurangi," tulis Trump tanpa menyebut nama Biden zeperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (16/11/2020).
Trump menulis tidak ada pengawasan maupun pengawas yang punya otoritas. Pemungutan suara yang ditabulasikan oleh perusahaan swasta Radical Left, Dominion ditudingnya punya reputasi buruk dan peralatan buruk, serta tidak memenuhi syarat untuk negara bagian Texas.
Sekitar satu jam kemudian, Trump menulis, "Dia hanya menang di mata media dengan berita palsu. Saya tidak mengakui apa pun! Jalan kita masih panjang. Inilah pemilu yang benar!"
BACA JUGA : Trump Jadikan AS Negara Aneh
Trump belum mengakui Biden yang disebut sebagai pemenang pada 7 November 2020 setelah hasil penghitungan suara di banyak negara bagian keluar untuk kemenangan Biden.
Biden memenangkan 306 suara dalam sistem Electoral College negara bagian yang menentukan pemenang presiden, menurut Edison Research, atau jauh lebih banyak daripada 270 yang dibutuhkan.
Berbicara di program NBC "Meet the Press," calon kepala staf Gedung Putih yang ditunjuk Biden, Ron Klain mengatakan bahwa Twitter Donald Trump tidak membuat Joe Biden menjadi presiden atau bukan presiden, namun orang Amerika yang menentukannya.
BACA JUGA : Pilpres AS: Joe Biden Unggul dari Donald Trump
Trump juga telah menghentikan proses normal pemerintah dalam mempersiapkan pemerintahan presidensial baru, yang menurut kalangan Demokrat dan beberapa Republikan memiliki implikasi keamanan nasional yang serius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Simak! Jadwal SIM Corner Jogja Mall City dan Ramai Mal Malioboro
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Wapres Gibran Bertolak ke Sumatera, Pantau Penanganan Bencana
- SK PPPK Paruh Waktu Sleman Diserahkan, Gaji Baru 2026
- Van Gastel Optimistis Donny Warmerdam Kembali Berlatih Mulai Desember
- Bupati dan Wali Kota Magelang Bertemu, Kuatkan Sinergi Magelang Raya
- Kebakaran Wang Fuk Court Hong Kong Tewaskan 159 Orang
- PU Pastikan Jalur Medan-Aceh Bisa Dilalui Kendaraan Besar
- BGN Bangun 8.200 SPPG untuk Perluas Makan Bergizi Gratis
Advertisement
Advertisement



