Advertisement
Ahli: Jangan Lengah, Virus Corona Masih Berbahaya dan Mematikan
Ingat Pesan Ibu, Jangan Lupa Pakai Masker. - Harian Jogja/Dok
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Ahli kesehatan memperingatkan bahwa Corona masih merupakan virus parah dan mematikan, kendati tingkat kematiannya sekarang jauh lebih rendah dibandingkan dengan masa puncak pandemi Covid-19.
Alison Pittard, Dekan Faculty of Intensive Care Medicine in London mengatakan pemahaman dokter yang berkembang tentang virus telah secara dramatis menaikkan tingkat kelangsungan hidup. Pada awal pandemi, hanya 66 persen orang di rumah sakit yang selamat, sementara pada Agustus angkanya naik menjadi 84 persen.
Advertisement
Dia mengatakan, upaya seperti pembatasan sosial memiliki sumbangsih besar selain disiplin mengikuti protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
“Ini merupakan virus yang sangat mematikan, meskipun mayoritas orang yang masih terinfeksi akan menderita penyakit yang sangat kecil atau bahkan tidak tahu sama sekali bahwa mereka terinfeksi,” katanya seperti dikutip Sky News, Senin (19/10/2020).
Pittard melanjutkan bagi orang-orang yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan bagi mereka yang datang ke unit perawatan intensif, penyakit itu biasanya sangat parah. Menurutnya, pasien dalam perawatan kritis biasanya mengalami kondisi sakit parah.
Oleh sebab itu, penting bagi semua pihak untuk menyadari bahwa penyakit ini masih ada, masih bisa berdampak parah. Jika orang dengan Covid-19 berada dalam perawatan kritis, mereka hampir dua kali lebih mungkin meninggal daripada orang yang dirawat dengan pneumonia.
Menurutnya, tindakan yang tepat perlu diambil apakah seseorang yang terinfeksi perlu menggunakan ventilator atau tidak. Hal ini perlu menjadi pertimbangan mengingat pusat layanan kesehatan juga memiliki keterbatasan akan hal itu.
“Pada awalnya kami biasa menempatkan pasien langsung dengan ventilator mekanik. Jadi kami akan membawa mereka ke perawatan intensif, membius dan meletakkan ventilator. Tapi kami perlahan mulai menyadari bahwa mungkin kami dapat menangani beberapa pasien tanpa hal itu,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
- Cegah Anak Tersesat, Masjidil Haram Sediakan Gelang Identitas
- KPK Tegaskan Perceraian Ridwan Kamil Tak Ganggu Kasus Bank BJB
- Baku Tembak di TN Komodo, Tim Gabungan Hadang Pemburu Liar
- Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban
Advertisement
Bupati Bantul Terbitkan SE Gemar, Ayah Wajib Ambil Rapor
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Komdigi Terapkan Registrasi SIM Face Recognition Mulai 2026
- Tomat, Bawang, dan Kentang Olahan Berpotensi Jadi Pemicu Migrain
- Ribuan Rumah Rusak, BNPB Bangun Huntara di Sumatera Utara
- Dinas Pendidikan Gunungkidul Catat 65 Kekosongan Kepala Sekolah
- Makanan Ultra Processed Disebut Dokter Picu Risiko Kanker Usus
- Pemuda Pundong Bobol Angkringan Parangtritis karena Tekanan Ekonomi
- Ayustina Delia Sumbang Medali Kedua di SEA Games 2025
Advertisement
Advertisement




