Advertisement
Survei LSI: Pilkada Serentak Digelar Saat Pandemi, Hanya 46 Persen Pemilih Datang ke TPS

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Pilkada serentak di Indonesia akan digelar pada 9 Desember. Saat ini, tiga bulan sebelumnya, Indonesia masih dilanda pandemi Covid-19 dan masih belum ada tanda-tanda kapan akan berakhir.
Lembaga Survei Indonesia melansir hasil survei terbaru yang mengindikasikan tingkat partisipasi pemilih pada pilkada serentak besok akan cenderung sedikit.
Advertisement
Baca juga: Saat Wali Kota Risma Jadi Guru Sekolah Daring untuk SD dan SMP
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengungkapkan, hasil survei menunjukkan hanya akan ada 20 persen sampai 46 persen calon pemilih yang akan datang ke tempat-tempat pemungutan suara pilkada.
Hal itu disampaikan Djayadi Hanan dalam diskusi daring "Pilkada dan Konsolidasi Demokrasi Lokal", Sabtu (5/9/2020).
"Riset kami di sejumlah daerah juga menyertakan pertanyaan, kalau pilkada digelar Desember, apakah warga mau datang atau tidak? Sebanyak 20 persen sampai 46 persen responden di masing-masing daerah menjawab tidak," kata Djayadi.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Pilkada Langsung maupun Tak Langsung Sama-Sama Berpotensi Politik Uang
Menurutnya, jumlah pemilih yang datang ke TPS pada pilkada serentak nanti menurun diakibatkan pandemi virus corona covid-19.
Banyak responden risetnya mengungkapkan rasa takut terinfeksi virus corona apabila mendatangi TPS pilkada.
Bila hasil risetnya tersebut tepat, maka persentase partisipasi rakyat dalam pilkada 2020 akan menjadi yang terendah dari tiga gelaran sebelumnya.
Persentase partisipasi konstituen dalam pilkada 2018 mencapai 73,24 persen. Sementara pilkada 2017, partisipasi publik mencapai 74,2 persen. Sedangkan tahun 2015, sebanyak 70 persen calon pemilih datang ke TPS.
"Tentu secara politik menjadi pertanyaan kalau pilkada ini terlalu tajam penurunan partisipasinya. Bukan karena pemilih tidak mau ke TPS, tapi mereka takut lantaran pandemi."
Sementara itu, Djayadi memaparkan masalah lainnya yang akan menjadi tantangan pilkada di tengah pandemi covid19, yakni soal kampanye.
Bagi pasangan calon petahana, akan diunggulkan lantaran bisa tampil di hadapan publik ketika bertugas sebagai tim Gugus Tugas penanganan Covid-19.
Untuk pasangan calon lainnya yang harus berkampanye secara daring, akan mengalami hambatan semisal jaringan internet yang tak memadai di pelosok daerah.
"Yang lain, saat melihat pendaftaran hari pertama, kekhawatiran saya itu semakin meningkat, bahwa Pilkada bisa menjadi klaster baru corona," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement