Advertisement

Nila Moeloek: Corona Menguji Rapuh Atau Tangguhnya Negara

Newswire
Rabu, 19 Agustus 2020 - 23:37 WIB
Bhekti Suryani
Nila Moeloek: Corona Menguji Rapuh Atau Tangguhnya Negara Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Pandemi COVID-19 menguji negara-negara, termasuk Indonesia, untuk menunjukkan diri sebagai tangguh atau rapuh, kata Mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

"Jadi terus terang saya mengatakan pandemi ini menguji tangguhnya atau rapuhnya suatu negara," katanya dalam diskusi virtual digelar Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) bertema "Cerita Perjuangan Nakes" di Jakarta, Rabu (19/8/2020).

Advertisement

Ia mengatakan ketangguhan atau kerapuhan suatu negara dalam mengatasi pandemi COVID-19 dapat dilihat dari kebijakan yang dibuat dan dampaknya bagi masyarakat.

Terkait dengan penanganan COVID-19, Nila menilai bahwa penanganan pandemi itu seharusnya tidak hanya dilakukan tenaga medis sebagai ujung tombak, tetapi juga membutuhkan kolaborasi dengan semua pihak.

"Tidak mungkin persoalan ini diselesaikan oleh tenaga kesehatan saja. Tidak mungkin sama sekali. Tenaga kesehatan harusnya 'dieman-eman' (dilindungi), yaitu dengan ditempatkan di garda terbelakang," katanya.

Namun, ia menilai, tenaga medis malah seakan-akan menjadi tameng dalam perang melawan COVID-19 sehingga banyak di antara mereka harus gugur dalam peperangan tersebut.

Untuk itu, ia mendorong terwujudnya kolaborasi lebih besar oleh banyak pihak, termasuk masyarakat, sebagai garda terdepan pencegahan penularan COVID-19.

"Jadi mungkin ini kerjaan semua pihak sebetulnya. Komunikasinya harus diperbaiki. Komunikasi dengan memberikan informasi yang baik kepada masyarakat. Jadi pimpinannya pada waktu berkomunikasi perlu mengatakan bahwa ini serius. Sejak awal," katanya.

Ia menjelaskan tentang penanganan secara serius atas pandemi tersebut.

"Sejak awal, sejauh yang terjadi kita tidak mengatakan ini bisa sembuh sendiri. Harusnya mengatakan ini serius. Pandemi ini menurut dugaan akan menjadi kejadian luar biasa secara global. Waktu itu sudah diduga ini," katanya.

Dengan memberikan informasi yang tepat, menurut dia, para tenaga medis dan masyarakat setidaknya bisa lebih menyiapkan diri menghadapi pandemi tersebut secara bersama-sama.

"Jadi masyarakat diberikan informasi, komunikasi bukan oleh tenaga medis. Enggak boleh menurut saya. Tapi oleh pimpinannya. Mungkin bisa oleh camatnya. Kalau gubernur terlalu jauh, enggak bisa didengar di bawah, tapi yang terdekat dengan wilayahnya," ujar Nila.

Setelah ada komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat terkait kondisi yang sebenarnya, katanya, pimpinan perlu melanjutkan upaya penanganan dengan melakukan kolaborasi interdisiplin.

Ia menyebut pandemi memerlukan upaya penanganan oleh semua pihak.

"Coba bayangkan kalau kita bersama-sama melakukannya. Jadi kebersamaan dan kolaborasi diperlukan sekali. Jadi saya lihat bukan hanya puskesmas, tetapi juga masyarakat di bawah, puskesmas kemudian naik ke atas sampai pimpinan yang tertinggi. Kolaborasi interdisiplin sekali lagi penting," demikian Nila Moeloek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

AJARAN AGAMA: Generasi Milenial Dinilai Penting Belajar Fikih

Bantul
| Rabu, 24 April 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement