Advertisement
Epidemiolog: Sekolah Tatap Muka Berisiko Memunculkan Klaster Baru
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Pemerintah memperbolehkan sekolah yang berada di zona hijau dan kuning untuk melakukan pembelajaran tatap muka.
Epidemiolog dari UGM, Bayu Satria, S.Ked., MPH., menyampaikan pembukaan sekolah tatap muka baik di zona hijau maupun kuning perlu melalui proses asesmen yang menyeluruh. Asesmen dilakukan mulai dari kesiapan daerah hingga sekolah masing-masing terkait dengan protokol kesehatan. Misalnya, terkait desain kelas, bagaimana proses siswa datang, pengawasan penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak hingga skenario seperti apa yang akan dijalankan jika ada yang terkonfirmasi positif.
Advertisement
Namun dia menilai pembukaan sekolah di tengah pandemi masih berisiko dan berbahaya. Sekolah secara tatap muka berisiko memunculkan klaster-klaster baru penularan Covid-19.
"Sekolah tatap muka memiliki beberapa faktor risiko penularan karena ada kesulitan pengaturan jarak, penggunaan masker, ruang tertutup, waktu yang lama, serta interaksi antar orang secara dekat, terutama pada anak-anak kecil. Oleh karena itu jika tidak dilakukan dengan baik dan benar bahkan di zona hijau maka bisa jadi sumber penularan baru,"paparnya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Minggu (16/8/2020).
Bayu menyebutkan pihak sekolah harus bisa memastikan pelaksanaan protokol kesehatan berjalan dengan ketat jika akan menyelenggarakan sekolah tatap muka. Salah satunya memastikan siswa yang datang benar-benar sehat, tidak ada gejala dan menjadi kontak dari kasus positif.
"Ini perlu kerjasama dengan pihak Dinkes untuk verifikasi serta kejujuran orang tua siswa,"katanya.
Selanjutnya, pembatasan jumlah siswa didalam kelas, pengurangan waktu tatap muka, pengaturan ventilasi yang baik, pengaturan kursi serta pembatasan interaksi diluar kelas. Lalu, pengawasan ketat terhadap pemakaian masker melalui edukasi ke siswa baik dari orang tua maupun guru serta adanya ketegasan jika ada yang melanggar.
"Kantin seyogianya didesain sesuai protokol kesehatan. Tidak lupa asesmen dari pihak eksternal sekolah untuk melakukan pengecekan apakah sudah siap buka atau belum,"urainya.
Kendati begitu, dia menyebutkan saat ini kegiatan pembelajaran sebaiknya dititikberatkan dilakukan secara daring namun dengan kerjasama yang baik antara sekolah dan orang tua. Sebab menurutnya pembelajaran daring pun akan percuma jika anak-anak di rumah tetap bermain dengan temannya tanpa memakai masker.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
Advertisement
Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kabar Duka: Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
- Jenazah Pendiri Mustika RatuMooryati Soedibyo Akan Dimakamkan di Bogor Rabu Siang
- BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Dilanda Hujan Hari Ini
- Sirekap Bakal Digunakan pada Pilkada Serentak 2024
- Prabowo Ingin Membangun Koalisi Kuat
- Heboh Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM
- Ilmuwan di China Ciptakan Berlian Buatan dari Bunga Peony
Advertisement
Advertisement