Advertisement
Rapid Test Pemkot Solo, 2 ASN Dinyatakan Reaktif
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO--Dua aparatur sipil negara atau ASN Pemkot Solo menunjukkan hasil reaktif saat mengikuti rapid test atau uji cepat deteksi antibodi Covid-19, Senin (13/7/2020).
Sekitar 450 ASN mengikuti uji cepat atau rapid test yang digelar di Pendapi Gede, Kompleks Balai Kota Solo, itu. Sasaran uji cepat adalah pegawai yang kerap memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
Advertisement
BACA JUGA : Ratusan ASN di Sleman Ikut Rapid Test Covid-19, 11 Reaktif
Mereka yang hasil uji cepatnya reaktif diminta menjalani karantina mandiri sambil menunggu jadwal pengambilan spesimen untuk tes swab PCR.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan kedua ASN Pemkot Solo yang hasil uji cepatnya reaktif adalah peserta Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) yang diikuti puluhan ASN.
“Mereka yang reaktif akan dijadwal uji swab sendiri. Peserta Diklatpim lain dijadwalkan mengikuti uji swab secara polymerase chain reaction [PCR] massal pada Sabtu dan Minggu [18-19/7/2020] berbarengan dengan instansi lain,” kata dia kepada JIBI/Solopos, Senin sore.
Dua hari itu, Pemkot mendapatkan bantuan tes PCR massal dari BNI Kanwil Yogyakarta yang menyasar 1.200-an pegawai, termasuk instansi lain seperti TNI/Polri. Petugas RS Pertamina Cilacap diterjunkan dalam program tersebut. “Mungkin akan ada lebihan nanti dari peserta Diklatpim itu yang sekitar 90 orang,” jelasnya.
BACA JUGA : ASN Pengunjung Indogrosir yang Reaktif RDT Dikarantina
Sebelumnya, pada 10 Juni 2020, Pemkot Solo juga menggelar rapid test deteksi antibodi Covid-19 untuk kalangan ASN. Rapid test ini diikuti 320-an ASN di mana tujuh di antaranya menunjukkan hasil reaktif.
Sementara itu, menyikapi temuan klaster bakul tahu kupat di timur RS Kasih Ibu Solo, Ahyani, mengaku segera mengundang pedagang selter kuliner dan food court lain guna mencegah kasus ini berulang.
Gugus Tugas berjanji bakal memperketat protokol kesehatan di ruang publik, mengingat pengendaliannya butuh dukungan dari masyarakat. Restoran, kafe, dan pusat kuliner kembali diminta membiasakan membungkus makanan atau tidak makan di tempat.
“Pengawasan memang SDM-nya terbatas. Kami hanya mengandalkan gugus tugas cipta kondisi, linmas nanti pasti dilibatkan. Sanksi dipertegas, menyita KTP, sanksi sosial lain, sampai penutupan. Kalau ditutup kan sangat berdampak sekali, sehingga saya harap mereka benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Minimal, menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun,” ucap Ahyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Pegagan Berpotensi Memperbaiki Daya Ingat, Guru Besar UGM: Meningkatkan Dopamin
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
- Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
- Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
- Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement