Himpunan Dokter Patologi Pastikan Hasil Rapid Test Negatif Tidak Menjamin Bebas Corona

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -Rapid test yang kini banyak digencarkan oleh pemerintah punya akurasi rendah untuk mendeteksi Covd-19.
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik meminta penghentian tes rapid sebagai syarat melakukan perjalanan dan mengganti menjadi tes cepat molekuler PCR dengan sampel swab.
Akhir-akhir ini, penyedia akomodasi perjalanan dalam negeri, baik transportasi darat, kereta api, laut dan udara memberikan syarat dokumen kelengkapan rapid tes untuk melakukan perjalanan. Namun hal ini ditentang oleh dokter patologi.
BACA JUGA: 3 PDP Covid-19 di DIY Meninggal Tanpa Penyakit Penyerta! Termasuk Bayi 8 Bulan
"Kami dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLin) ingin menyampaikan tanggapan," tulis Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Aryati dalam secarik surat, Minggu (12/7/2020).
Berikut tanggapan dari PDS PatKLin:
- Pemeriksaan PCR virus SARS-CoV-2 dengan hasil negatif maupun rapid tes antibodi SARS-COV-2 dengan hasil non reaktif tidak dapat menjamin seseorang tidak terpapar virus corona, sehingga tidak dapat dinyatakan bebas dari virus SARS-CoV-2.
- Sebab, dalam pemeriksaan rapid tes masih bisa didapati hasil negatif palsu. Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan sejak pengambilan swab hingga hasil PCR selesai masih bervariasi mulai dari 2 hari hingga 3 minggu. Ini menyulitkan calon penumpang.
- Adapun pemeriksaan rapid tes memiliki sensitivitas dan spesifikasi yang tidak tinggi, sehingga muncul kemungkinan negatif palsu maupun positif palsu yang dampaknya berbahaya dan merugikan.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, epidemiolog Universitas UI Pandu Riono menyerukan agar cara Rapid Test Antibodi distop karena disalahgunakan.
Dia menyatakan Pemerintah harus melindungi publik dari layanan rapid test. Lebih lanjut Pandu menyatakan jika Rapid Test Antibodi tidak mendeteksi orang dengan virus Covid-19.
"Ini bukan metode yang dianjurkan untuk skrining. Juga buka prasyarat penting lakukan perjalanan dan kegiatan lain," tegasnya dikutip dari akun twitternya.
Dia juga menjabarkan jika rapid test tidak membantu surveilans Tes-Lacak-Isolasi yg bertujuan putus rantai penularan. Karena itu dia menyatakan setop penggunaannya.
Dikutip dari alodokter.com, rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Ditanya Kesal Sama Ganjar Pranowo, Gibran: Ha Mbuh, Tafsiren Dewe!
- Patroli Rutin, Polres Salatiga Sita Puluhan Botol Miras dan Obat Mercon 10,7 Kg
- Dugaan Korupsi Bupati Kapuas dan Istri, Anggaran Dipakai untuk Biaya Politik
- Ada 11 Titik! Ini Lokasi Penukaran Uang Baru di Karanganyar untuk Lebaran 2023
Berita Pilihan
- Jadwal Bus DAMRI Jogja-Bandara YIA, Rabu 29 Maret 2023 dan Cara Membeli Tiketnya
- Polsek Muntilan, Magelang Amankan 9 Pelajar yang Hendak Gelar Perang Sarung
- Agen BRILink di Cilacap Dirampok dan Ditembak, Ini Respons BRI
- Ingin Bisnis Franchise? Lakukan Ini Jika Tidak Ingin Alami Kerugian
- Cara Cek Daftar Penerima Bansos Pangan 2023
Advertisement

Danramil Rongkop Terlibat Kecelakaan di Jalan Imogiri, 1 Meninggal Dunia
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- KPK Ungkap Proyek Tol Jokowi Berpotensi Rugikan Negara Rp4,5 Triliun, Ini Penjelasan BPJT
- Pemudik Lebaran 2023 Diprediksi Naik 44 Persen Jadi 123,8 Juta Orang
- MAKI Laporkan Mahfud MD, Sri Mulyani dan PPATK ke Bareskrim
- Resmi! Kemenaker Terbitkan Aturan THR 2023, Dibayar Paling Lambat H-7 Lebaran
- Jateng Dapat Penghargaan soal Penanggulangan Terorisme
- Isi Lengkap Surat Edaran Menaker Soal THR 2023
- KPK Resmi Tahan Bupati Kapuas dan Anggota DPR Fraksi Nasdem
Advertisement