Advertisement
Diterpa Isu Rasial, Unilever Akan Ganti Merek Krim Pemutih di India

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Seiring dengan tumbuhnya reaksi keras publik atas branding yang menjual stereotip rasial, Unilever Plc. berencana mengganti merek krim pemutih wajah Fair & Lovely di India.
Perusahaan meraup pendapatan tahunan senilai lebih dari US$500 juta dari merek tersebut di India, pasar terbesar keduanya. Raksasa barang konsumen multinasional ini juga akan menghapus istilah fair, whitening, dan lightening dari kemasan dan materi pemasaran Fair & Lovely.
Advertisement
Selain itu, perseroan berencana menampilkan wanita dari semua warna kulit dalam kampanye-kampanye iklan di masa depan. Tak hanya India, merek ini juga dijual di sejumlah negara seperti Bangladesh, Indonesia, dan Thailand.
Dipicu oleh insiden kebrutalan polisi terhadap kaum kulit hitam, gerakan Black Lives Matter telah mendunia dan mendorong banyak perusahaan untuk mengevaluasi bisnis dan pemasaran mereka jika menyiratkan tanda-tanda diskriminasi.
Pekan lalu, Johnson & Johnson menyatakan akan mundur dari bisnis produk pemutih kulit, yang mencakup merek Clean & Clear Fairness di India dan lini Neutrogena Fine Fairness di Asia dan Timur Tengah.
“Kami menyadari bahwa penggunaan kata-kata fair, white, dan light menunjukkan impian kecantikan singular yang kami pikir tidak tepat,” ungkap Presiden divisi kecantikan dan perawatan personal Unilever, Sunny Jain, seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (25/6/2020).
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, unit Unilever di India mengatakan perusahaan tengah menunggu persetujuan regulator untuk nama baru dan memperkirakan akan adanya perubahan dalam beberapa bulan ke depan.
Rangkaian produk Fair & Lovely besutan Unilever memenuhi konsep kecantikan yang mengakar kuat di India dimana kulit yang lebih gelap dipandang tidak diinginkan dan tidak menarik.
Koran-koran ternama di India berisikan iklan-iklan pernikahan yang acapkali menyoroti kebutuhan seorang pengantin untuk berwajah cerah dan bertubuh ramping.
Langkah ini diambil setelah perusahaan beberapa kali disinggung di media sosial dalam beberapa bulan terakhir karena krim pemutihnya. Kampanye global di media sosial seperti #unfairandlovely juga telah berkembang kritis terhadap stereotip kecantikan sejak 2016.
Bagi sebagian orang, mengubah merek saja tidak cukup terutama jika produk itu sendiri terus melayani bias yang sama.
“Setiap perusahaan yang menjual produk-produk dengan klaim bahwa itu akan membuat Anda lebih putih dan lebih cerah harus pergi, karena dengan kata lain mengatakan kepada setiap orang berkulit coklat di India bahwa Anda tidak cukup baik,” ujar seorang penulis dan aktivis yang berbasis di Mumbai Mahima Kukreja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kemendagri Temukan Perbedaan Data Simpanan Pemda dan BI Rp18 Triliun
- Kejagung Serahkan Uang Rp13,2 Triliun Hasil Sitaan Kasus CPO ke Negara
- Kapal Tanker Federal II Terbakar, 13 Orang Meninggal Dunia
- Unjuk Rasa Pemuda Maroko, Tuntut Pembebasan Demonstran Gerakan GenZ
- Kawasan Gunung Lawu Tak Masuk WKP Panas Bumi, Ini Alasannya
Advertisement

Pura-Pura Cari Kerja, Pria Asal Cilacap Gasak Motor di Pundong
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Kabur, Polisi Terus Buru Terpidana Mati Kasus Narkotika di Siak Riau
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- Meresahkan Warga, Dua Sarang Tawon Jenis Vespa di Prambanan Dievakuasi
- Gerindra Jogja Serukan Prabowo 2 Periode di Pelantikan PAC
- Mahasiswa Diajak Sadar Gaya Hidup Berkelanjutan
- Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Senin 20 Oktober 2025
- Jadwal Bus Trayek Malioboro ke Parangtritis Senin 20 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement