Advertisement
Pengamat Sebut Ada Motif di Balik Pembajakan Data
Ilustrasi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Ketua Lembaga Communication and Information System Security Research Center (CISSRec) Pratama Persadha melihat bahwa pemafaatan data pribadi bukanlah satu-satunya yang dicari dari peretasan yang acap kali terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.
Pasalnya, sejauh ini yang disasar oleh pelaku adalah instansi pemerintah dan swasta yang sangat berpengaruh, seperti Polri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Bhinneka, Tokopedia, Bukalapak dan instansi lain yang menyimpan data pribadi masyarakat.
Advertisement
“Isu ini sangat berisiko bagi negara. Terutama bila yang membeli data punya tujuan menciptakan kegaduhan di tengah masyarakat. Karena masih banyak masyarakat yang mudah tersulut dengan isu Covid-19. Misalnya melakukan pengucilan bahkan pengusiran, hal yang bisa menimbulkan gesekan horizontal,” jelasnya ketika dihubungi JIBI/Bisnis, Minggu (21/6/2020).
Dia pun menyayangkan hampir semua data yang diretas dari lembaga dan perusahaan di Indonesia tidak dilindungi enkripsi sehingga bisa langsung diperjualbelikan.
BACA JUGA
Adapun dia mengatakan bahwa data yang bocor terkait Covid-19 antara lain tanggal laporan, status, nama responden, kewarganegaraan, kelamin, umur, telepon, dan alamat tinggal, risiko, jenis kontak, hubungan kasus, tanggal awal resiko, tanggal akhir resiko.
“Selain itu, juga data tanggal mulai sakit, tanggal rawat jalan, faskes rawatjalan, tanggal rawatinap, faskes rawatinap, keluhan demam, keluhan sakit, tanggal pengiriman sampel, status ODP/PDP/Positif dan NIK,” jelasnya
Sebelumnya, seorang peretas atas nama Database Shopping di dark web RaidForums menjual basis data dari pasien Covid-19 di Indonesia, tertanggal 18 Juni 2020. Peretas mengaku data tersebut diambil pada pembobolan 20 Mei 2020
Fitur spoiler di situs gelap tersebut menunjukkan data yang diambil antara lain berupa ID pengguna, jenis kelamin, usia, nomor telepon, alamat tinggal hingga status pasien
Peretas diduga mengantongi 230.000 data dalam format MySQL dalam unggahan di situs gelap tersebut.
Situs tersebut pada Mei 2020, memuat seorang peretas yang menjual data pengguna platform dagang Tokopedia. Dalam kasus tersebut, Tokopedia membenarkan ada upaya menembus pertahanan keamanan merekan, tetapi data pengguna dipastikan aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Bulog Bangun 100 Gudang, Perpres Tunggu Teken Presiden
- Napoli Juara Piala Super, Conte Ingatkan Target Realistis
- Harga Emas UBS & Galeri24 Naik, Simak Update 23 Desember
- Derbi Jatim Arema vs Madura, Harga Diri Singo Edan Dipertaruhkan
- Legenda Call of Duty Vince Zampella Meninggal Dunia
- Bernardo Tavares Resmi Nahkoda Baru Persebaya Surabaya
- Borobudur Target 170 Ribu Wisatawan Saat Libur Nataru 2025
Advertisement
Advertisement




