Advertisement
Cadangan Minyak AS Naik, Harga Terancam Anjlok
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak. - Bloomberg
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Harga minyak dunia bergerak turun menuju US$38 per barel seiring dengan kenaikan jumlah cadangan minyak mentah pada laporan industri AS. Hal tersebut menyebabkan munculnya kekhawatiran akan kelebihan pasokan minyak.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (10/6/2020), laporan dari The American Petroleum Institute menyatakan, cadangan minyak terpantau meningkat menjadi 8,42 juta barel minggu lalu. Apabila laporan tersebut dikonfirmasi oleh pemerintah, jumlah ini akan menjadi angka cadangan minyak terbesar sejak akhir April lalu.
Advertisement
Pasokan minyak pada penyulingan di AS, termasuk diesel, naik menjadi 4,27 juta barel pada minggu lalu. Sementara itu, cadangan minyak pada pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma turun menjadi 2,29 juta barel. Menurut survey Bloomberg, The Energy Information Administration kemungkinan akan melaporkan angka cadangan minyak mentah AS turun sebesar 1,85 juta barel
Harga minyak masih dalam proses pemulihan setelah pandemi virus corona yang mengakibatkan harga minyak jatuh di bawah nol. Pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC+ dan pelonggaran karantina di beberapa negara di dunia membuat harga minyak kembali bergerak positif.
Namun, seiring dengan pembukaan lockdown di beberapa wilayah di AS, kenaikan harga minyak dapat memicu para produsen untuk memproduksi lebih banyak minyak yang dapat kembali menekan harga di dunia.
Selain data cadangan minyak, perhatian investor juga akan tertuju pada pertemuan The Fed pada Rabu ini. Pada rapat tersebut, The Fed kemungkinan akan menetapkan kebijakan pinjaman lanjutan tanpa melakukan pelonggaran moneter.
“Harga minyak akan memasuki tahap konsolidasi hingga pertemuan The Fed usai. Pasar melihat dunia mulai kembali normal dari sisi konsumsi, tetapi hal ini tidak akan terjadi,” ujar Senior Market Analyst for Asia Pacific di Oanda, Jeffrey Halley.
Sementara itu, Nigeria akan memulai pemangkasan produksi minyak yang disetujui dengan OPEC+ paling lambat pada pertengahan Juli. Kesepakatan ini dicapai setelah OPEC menyetujui perpanjangan pembatasan dan meminta negara-negara yang belum mematuhi hal ini untuk ikut memangkas produksi minyak.
Adapun harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Juli terpantau turun 74 sen menjadi US$38,20 per barel di New York Mercantile Exchange hingga pukul 12.06 waktu Singapura. Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Agustus terkoreksi 1,5 persen pada level US$40,55 per barel pada ICE Futures Europe setelah sebelumnya sempat menguat 0,9 persen di sesi perdagangan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Pertimbangkan Jual Jet Tempur F-35 ke Turki, Israel Waspada
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
Advertisement
Stok Darah Libur Nataru di Sleman Aman, PMI Terus Ajak Warga Donor
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Tanpa Kembang Api, Kunjungan Malam Tahun Baru Pantai Glagah Turun
- TWC Ingatkan Wisatawan Hormati Nilai Sakral Candi Prambanan
- Tata Cara Pengajuan Permohonan SKB PPh Melalui Aplikasi Coretax
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Selasa 30 Desember 2025
- Edukasi Pertanahan, Kantah Kota Jogja Gelar Angkling Darta di Kotagede
- Lengkap! Jadwal SIM Keliling di Bantul Hari Ini
- Jadwal Sim Keliling di Jogja Hari Ini, Selasa 30 Desember 2025
Advertisement
Advertisement



