Advertisement
Perokok Anak dan Remaja Semakin Banyak
Ilustrasi - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Konsumsi rokok oleh anak-anak dan remaja terus meningkat dan sangat berbahaya bagi generasi muda, khususnya untuk menyambut Indonesia emas, atau usia 100 tahun Indonesia.
Berdasarkan data survei Perilaku Merokok di Kalangan Remaja yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan pada 2019 tercatat total anak yang terpapar asap rokok baik sebagai perokok aktif dan pasif anak mencapai 57,8 persen.
Advertisement
Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau Hasbullah Thabrany menyatakan saat ini prevalensi perokok di Indonesia memang memprihatinkan. Pasalnya berdasarkan data World Health Organization 2020, perokok pada penduduk usia 15 tahun ke atas, tidak termasuk e-cigarette atau vape mengalami peningkatan 33 persen pada tahun 2000 menjadi 39 persen pada 2015. Sementara di negara-negara tetangga, bahkan di China, prevalensi perokok justru menurun.
"Hal itu karena Indonesia tidak mau tanda tangan Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dan berkilah bahwa tanpa FCTC sekalipun Indonesia mengendalikan konsumsi rokok dengan cukai, pendidikan kesehatan, dan kawasan tanpa rokok," ujar Hasbullah, melalui siaran pers Rabu (3/6/2020).
Sayangnya menurut Hasbullah, langkah ini masih kalah jauh dibandingkan upaya industri rokok dengan harga murah. Kebijakan yang sudah dilakukan juga terbukti belum mampu mengendalikan remaja perokok.
Salah satu buktinya kata Hasbullah, sempat viral di media Indonesia ada anak yang bersantai dengan orang tua sambil merokok untuk mencegah Covid-19. Kondisi ini menambah keprihatinan pada upaya penekanan remaja perokok.
Oleh sebab itu Hasbullah meminta agar setiap keluarga membebaskan anggota keluarga dari bahaya virus Covid-19. Caranya dengan diam dalam rumah dan membebaskan rumah dari asap rokok.
Dia pun menegaskan pemerintah diharapkan lebih jelas menyampaikan kepada masyarakat bahwa salah satu pencegahan yang harus dilakukan adalah dengan berhenti atau setidaknya mengurangi merokok.
"Pemerintah harus menyediakan panduan serta program pendampingan bagi masyarakat yang mau berhenti merokok demi melindungi mereka dari pandemi global Covid-19," pungkasnya.
Secara lebih rinci, Data Survei Perilaku Merokok di kalangan remaja oleh Kementerian Kesehatan tahun lalu bahwa 19,2 persen pelajar merokok ada 35,6 persen yang laki-laki dan 3,5 persen pelajar perempuan. Selain itu, kini ada 1 persen pelajar mulai mengonsumsi vape, produk tembakau yang baru diperkenalkan. Alhasil jika ditambah jumlah perokok pasif maka ada 57,8 persen pelajar terpapar asap rokok di rumah.
Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi dan Pendidikan Tinggi Eijkman menegaskan, asap rokok memberi potensi lebih rentan pada virus Covid-19.
Sementara itu, Ketua Pokja Masalah Rokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Feni Fitriani menambahkan, merokok meningkatkan reseptor ACE-2, yang juga reseptor virus corona penyebab Covid-19. "Jadi perokok memiliki risiko kena Covid-19 yang lebih besar, bukan sebaliknya," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
- Media Asing Ungkap Kamboja Tangkap 106 WNI Terkait Jaringan Penipuan
- Korban Tewas Akibat Serangan RSF di Sudan Capai 43 Orang
- Gempa Bumi Magnitudo 4,8 Bikin Panik Warga Tarakan
- Pesawat Kargo UPS yang Meledak Angkut Bahan Bakar dan Paket Besar
Advertisement
Keracunan MBG Jogja, SPPG Diminta Pakai Air Galon atau PDAM
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Cara Aman Membersihkan Layar Laptop Tanpa Bikin Rusak
- KPK Tahan Gubernur Riau Abdul Wahid hingga 23 November
- Guru Besar UGM: Fokus Perceraian Seharusnya Pada Kondisi Perkawinan
- Terduga Pembunuh Wanita di Gamping Sleman Ditangkap di Magelang
- Real Madrid Dinilai Kurang Mengancam Saat Kalah dari Liverpool
- Tarakan Diguncang Gempa Bumi Dangkal Magnitudo 4,8 Malam Ini
- Kopi Hitam dan Yogurt Tawar Lebih Baik untuk Diet, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement



