Advertisement

Aktif di Medsos, Ini Kisah Susi Pudjiastuti, Ikan Layur dan Ibu-Ibu di Pasar

Newswire
Kamis, 21 Mei 2020 - 12:27 WIB
Sunartono
Aktif di Medsos, Ini Kisah Susi Pudjiastuti, Ikan Layur dan Ibu-Ibu di Pasar Mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti - ANTARA/Puspa Perwitasari

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti kini aktif dalam media sosial setelah tidak aktif di pemerintah. Susi Pudjiastuti berbagi pengetahuan tentang aneka jenis ikan di kanal YouTube yang tayang pada Minggu, 17 Mei 2020.

Susi tampak berdiri di belakang deretan ikan ukuran jumbo, hasil pancing di laut Pangandaran, Jawa Barat dan mengenalkan seekor ikan kerapu yang bobotnya mencapai 11 kilogram.

Advertisement

"Ini ikan kerapu yang enak itu," katanya sembari berusaha mengangkat ikan. Selanjutnya dia mengenalkan ikan kakap merah, ikan jenaha, ikan layur, ikan sebelah atau sore fish, dan ikan yang paling mahal, yakni bawal putih dengan harga sampai Rp 1 juta per kilogram.

Khusus untuk ikan layur, Susi Pudjiastuti menceritakan pengalamannya mendongkrak harga ikan layur dari Rp 700 menjadi Rp11.000 per kilogram. Saat itu, menurut Susi, sebelum krisis ekonomi 1998, harga ikan layur hanya Rp700.

"Banyak orang berpikir ikan layur itu ikan murah, padahal tidak," katanya.

Susi Pudjiastuti kemudian mengekspor ikan layur ke Jepang, ternyata masyarakat Negeri Sakura menyukai ikan layur. "Akhirnya ikan layur menjadi filet dan harganya naik jadi Rp11.000."

Lantaran berhasil mengekspor ikan layur dan mendongkrak harganya, Susi Pudjiastuti pernah mendengar keluhan dari ibu-ibu di pasar. "Saya ditegur sama ibu-ibu di pasar. 'gara-gara Ibu Susi, kita tidak bisa makan layur lagi'," katanya menirukan komplain masyarakat.

Kendati harga ikan layur sudah naik, Susi Pudjiastuti mengatakan harganya masih di bawah bahan makanan populer lain, seperti ayam dan daging sapi. Dari nelayan, dia biasa membeli ikan layur seharga Rp20.000 sampai Rp30.000 per kilogram.

Menurut Susi Pudjiastuti, mudah mengolah ikan layur karena tidak memiliki sisik dan durinya hanya ada di tengah. Duri ikan layur tidak terserak di tubuhnya, sebagaimana ikan mas atau ikan bandeng.

Dan seperti biasa, dia akhir vlog-nya, Susi Pudjiastuti mengingatkan lezat dan bergizinya ikan serta mengancam mereka yang tak makan ikan. "Tidak makan ikan, saya tenggelamkan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Disbud DIY Rilis Lima Film Angkat Kebudayaan Jogja

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 19:27 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement