Advertisement

Ridwan Kamil Yakin Kasus Corona Indonesia Berlipat-Lipat dari Data, Ini Dasarnya

Newswire
Sabtu, 04 April 2020 - 08:47 WIB
Nina Atmasari
Ridwan Kamil Yakin Kasus Corona Indonesia Berlipat-Lipat dari Data, Ini Dasarnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) melapor ke Wapres Ma'ruf Amin sudah ada 70 ribu pemudik yang masuk ke wilayahnya. - Ist/dok. KIP Setwapres

Advertisement

Harianjogja.com, BANDUNG- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil blak-blakan megungkapkan pendapatnya tentang kasus Covid-19 di Indonesia. Ia menilai, kalau semakin banyak orang yang menjalani rapid test virus corona covid-19, maka semakin banyak data orang terpapar ditemukan.

Akan tetapi, dikarenakan alat rapid test yang ada hanya sedikit, maka data warga terpapar Covid-19 pun seolah sedikit.

Advertisement

RK sempat membandingkan dengan rapid test yang dilakukan Korea Selatan, di mana per harinya sanggup menjalani 15.000 kali tes.

Sedangkan di Indonesia, semua pengetesan harus diuji ke laboratorium milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang hanya sanggup menangani 200 tes sampel.

"Menkes bilang Litbangkes itu sanggup 200 sampel per hari, padahal Korsel bisa tes 15 ribu sampel per hari, sementara pemerintah pusat, Kemenkes, Litbangkesnya hanya 200 per hari," kata RK saat melaporkan progres penanganan Covid-19 kepada Wakil Presiden Maruf Amin melalui video konferensi, Jumat (3/4/2020).

Oleh karena itu, RK memutuskan untuk melakukan pengecekan sampel sendiri. Alatnya dibeli oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke Korea Selatan. Setidaknya ada 50.000 rapid test yang ia bagikan ke seluruh kota dan kabupaten di Jabar.

Pemprov Jabar melakukan rapid test dengan cara door to door ke rumah warga, di rumah sakit, puskemas dan drive thru untuk menghindari adanya kontak fisik maupun kerumunan.

Dari 50.000 rapid test, hasil yang sudah diperoleh 15.000 dan 677 di antaranya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Melelaui mekanisme itu, RK menilai kalau semakin banyak warga yang menjalani rapid test, maka semakin banyak pula data sebaran Covid-19 yang diketahui pemerintah.

"Saya meyakini sebenarnya hari ini kasus kita berlipat-lipat, tapi karena kecepatan tes tidak sebanyak kita harapkan, maka data itu datang seolah-olah sedikit," ujarnya.

Dalam kesempatan itu RK pun menyampaikan harapannya agar pengetesan Covid-19 untuk warga semakin diperluas.

Ia meyakini provinsi-provinsi lain pun memiliki warga terpapar yang lebih banyak ketimbang data yang diperoleh saat ini.

RK memahami kalau kendalanya ada pada alat tes yang belum memadai.

"Korsel penduduknya 51 juta orang, warga yang dites 300.000 orang. Sementara kita, DKI juga kurang lebih 15.000 orang, saya 15.000. Kita baru mungkin di level 40.000-an, hari ini," ujarnya.

"Nah bagaimana mengejar rasio ratusan ribu, itulah peran pemerintah pusat memperbanyak alat tes sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan tanpa rapid test itu saya tidak akan menemukan ratusan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Wanita Berkebaya Gelar Aksi dengan Mata Tertutup di Tugu Jogja, Merespons Jelang Pembacaan Putusan MK

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 23:27 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement