Advertisement

Indonesia Diramalkan Jadi Pusat Episentrum Corona, Ini Alasannya

Newswire
Rabu, 25 Maret 2020 - 21:17 WIB
Bhekti Suryani
Indonesia Diramalkan Jadi Pusat Episentrum Corona, Ini Alasannya Penumpang yang mengenakan masker terlihat di area menunggu kereta ke Wuhan di Stasiun Kereta Api Barat Beijing, menjelang Tahun Baru Imlek China, di Beijing, 20 Januari 2020. - REUTERS - Stringer

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA- Indonesia diprediksi jadi episentrum baru virus Corona.

Pakar Kesehatan Masyarakat, Ascobat Gani memprediksi Indonesia bakal menjadi episentrum baru virus corona Covid-19, setelah Kota Wuhan, China.

Advertisement

Klaim tersebut berdasarkan pada temuan kasus virus corona meningkat tajam dari hari ke hari.

Gani mengatakan, Indonesia telah kehilangan kendali untuk menekan penularan virus corona yang telah menyebar luas.

"Mungkin kita akan mengikuti Wuhan atau Italia. Saya pikir, kita berada kita berada dalam kisaran tersebut," ucap Gani seperti disadur Suara.com dari Reuters, Rabu (25/3/2020).

Pakar mengklaim, lonjakan drastis kasus virus corona di Indonesia disebabkan oleh respons lambat dari pemerintah yang berupaya menutupi jumlah korban sebenarnya.

Selain itu, fasilitas kesehatan yang kurang mumpuni dan minimnya tenaga medis juga berdampak pada penanganan pasien virus corona, sehingga Indonesia berisiko menjadi episentrum Covid-19.

Mengalihabhasakan Free Malaysia Today, sebuah studi Pemodelan Matematika untuk Penyakit Menular yang berbasis di London pada hari Senin (24/2/2020) merilis laporan yang menyebutkan bahwa Indonesia hanya melaporkan 2 persen dari jumlah keseluruhan kasus positif virus corona.

Sebanyak 686 kasus yang dilaporkan pada hari itu dianggap sebagai pengecilan skala karena tingkat pengujian yang rendah dan angkat kematian tinggi mencapai 55 orang, tertinggi di Asia Tenggara.

"Sebenarnya jumlah kasus virus corona mencapai 34.300, lebih banyak dari Iran," demikian bunyi laporan tersebut.

Sementara dalam studi pemodelan lainnya, menurut skenario terburuk, kasus virus corona dapat meningkat hingga mencapai 5 juta di Jakarta pada akhir April. Maka dari itu, Ascobat Gani mengklaim Indonesia telah kehilangan kendali.

Sebelumnya, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan Indonesia tak akan berdampak parah seperti Italia atau China setelah membadingkan kasus di dua negara tersebut.

Terlebih setelah pemerintah mengeluarkan tindakan preventif dengan mengimbau warga menerapkan social distancing atau melakukan banyak aktivitas di dalam rumah.

"Kita tidak akan seperti itu. Terpenting, kita mengimbau banyak orang untuk tetap menjaga jarak," kata Achmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan Polres Bantul Untuk Atasi Kemacetan saat Libur Lebaran

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement