Advertisement

Muhadjir Effendy Sebut SDM Indonesia Rendah Gara-Gara Stunting

Newswire
Rabu, 19 Februari 2020 - 20:57 WIB
Bhekti Suryani
Muhadjir Effendy Sebut SDM Indonesia Rendah Gara-Gara Stunting Muhadjir Effendy - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Stunting atau tubuh pendek karena kekurangan gizi kronis dituding penyebab sumber daya manusia (SDM) Indonesia rendah.

Bonus demografi membuat Indonesia memiliki angkatan kerja yang banyak. Masalahnya, tidak semua angkatan kerja memiliki kualitas yang setara.

Advertisement

Dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan 5 program kerja prioritas pemerintah yang mengutamakan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Salah satu isu yang sedang disorot dan terkait dengan SDM adalah persoalan stunting.

Disinggung pula oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di kesempatan yang sama, bahwa SDM di Indonesia berkualitas rendah karena 54 persen dari usia produktif 18 sampai 65 tahun adalah mantan stunting.

"Angkatan kerja kita 54 persennya mantan stunting. Inilah penyebab kenapa Sumber Daya Manusia (SDM) kita rendah kualitasnya," paparnya di Gedung JIExpo Kemayoran, Rabu (19/2/2020).

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Stunting pada anak bisa dilihat dari ukuran tubuhnya yang lebih pendek dari anak seusianya. Meski anak stunting dipastikan berukuran pendek, tetapi anak pendek tidak selalu stunting.

Muhadjir menjelaskan untuk menghilangkan stunting maka target yang disasar adalah dari seribu hari kehidupan awal manusia, yakni masa prenatal dan masa pemberian ASI. Inilah faktor yang menentukan keberhasilan zero stunting di usia kerja.

Hingga bulan September 2019, tercatat ada 1.968.800 orang yang berada di usia kerja 15-65 tahun. Total keseluruhan angkatan kerja ada 136 juta dan dari angkatan kerja tersebut ada yang menganggur sekitar 7 juta.

"Jadi pemerintah punya PR membuat 7 juta lapangan kerja. Karena terdapat lulusan SMA jadi kita punya setiap tahun melahirkan lulusan SMK dan SMA sebanyak 3 juta pertahun. Jadi kira-kira dibutuhkan 11 juta lapangan kerja,” jelasnya lagi.

Menurutnya, tidak ada pilihan lain dari pemerintah harus menyiapkan lapangan kerja. Karena tidak mungkin Indonesia bisa menjadi negara maju dan berdaya saing tinggi apabila masih ada 7 juta orang yang menganggur.

"Terciptanya lapangan kerja itu dari adanya investasi. Salah satu investasinya adalah memiliki SDM yang unggul dan sehat. Stunting ini faktor yang menentukan, kalau bisa zero stunting, tentu SDM kita lebih baik," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kabupaten Sleman Prioritaskan Pembangunan Pertanian

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement